Posted by Imar in
on
-
“Kamu ini kalau dibilangin ngeyel, liat tuh si Andi
anaknya baik, ga kayak kamu kerjaannya maen mulu. Dasar pemalas !” omel ibu
Doni karena kesal.
Kejadian seperti itu nampaknya sering banget kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kayaknya kita juga udah terbiasa, udah ga asing lagi dan tiada
duanya, hehe. Entah terdengar dari tetangga, orang tua yang sedang menunggu
anaknya sekolah, atau mungkin orang tua kita sendiri.
Hayooo... Realita tersebut
ga dapat ditolak, ya itulah
yang terjadi
bahkan sering terjadi. Apa sih yang menjadi penyebabnya sampai orang tua itu
doyan banget ngomel. Ada beberapa hal yang saya lihat dari realita ini.
Anak
itu emang ibarat kertas kosong yang terserah si orang tua mau nulis apa. Mau dijadikan apa
si anak, ya itu tergantung pendidikan di keluarga. Ada baiknya sebagai orang
tua kita review apa sebab anak seperti itu, jangan-jangan emang karena kita yang
membentuk anak jadi bandel, dll.
Dalam
buku Manajemen
Gejolak disebutkan bahwa anak yang terlalu sering di nasehati (apalagi dengan
diomel-omelin) hatinya bakalan keras. Maksudnya, si anak ini kalau diomelin
terus bakal kebal tuh kuping, otak, dan hatinya, karena udah terbiasa diomelin
kayak gitu. Supaya nasehatnya bukan jadi ngomel-ngomel silakan baca Cara Efektif Menasehati Anak.
Gunakanlah variasi lain dalam
mendidik, misalnya dengan memberikan
keteladanan atau sanksi. Itu
jauh lebih efektif. Silakan baca artikel saya tentang 5 Cara Mendidik Anak.
Orang tua sering menuntut anak untuk menjadi sempurna,
tapi yaa hanya sekedar tuntutan ga
diiringi dengan tuntunan. Padahal berkualitas atau ga si anak yaa (lagi-lagi harus
menyebutkan) berawal dari orang tua. Kalau orang tuanya jarang solat, yaa mana
mungkin anaknya rajin solat. Kalau orang tuanya sering gossip, mana mungkin
anaknya kebalikannya.
Ibaratnya tuh
tumbuhan yang tumbuh disemaian tidak seperti tumbuhan yang tumbuh di tanah
kering. Jadi, wajar
aja kalau pengen anak-anak sempurna (baik, santun, soleh) sedangkan ia di susui
(dididik, diasuh) oleh ibu yang banyak kekurangan. Segala sesuatu memang
berawal dari diri sendiri, apalagi ini berbicara anak yang lahir dari rahim ibu
dan hasil pembenihan sel telur dengan sperma si ayah.
Ga sedikit orang tua yang sibuk dengan kerjaannya, ga peduli
dengan anaknya. Mungkin bukan ga peduli yaa tapi cara ia peduli dengan anak
yaitu dengan mencari harta siang malam ampe si anak ga ke perhatiin. Padahal
mah anak ga semata-mata butuh harta, ia lebih membutuhkan kasih sayang orang
tuanya.
Harta mah nomor sekian lah. Kasih sayang orang tua kan
kekayaan juga, lah kalo banyak uang tapi ga dapet kasih sayang orang tua apa
bisa disebut orang kaya? Miskin juga dia, miskin kasih sayang. Kalau bahasa
saya mah KKS (Kurang Kasih Sayang, hehe).
Kasian
kalo anak
ga dapet kasih sayang orang tua. Pasti mereka merasa tidak penting dimata orang
tua. Akhirnya dia nyari jati diri ke luar, nyari tempat yang bikin dia nyaman, nyari lingkungan yang
nganggep dia ada. Iya kalo dapet lingkungan yang bagus, kalo jelek kayak
pergaulan bebas gitu, gimana? Orang tua juga kan yang susah, sedih, malu.
Anak
yang begitu, bisa dibilang tuh anak yatim, lah ko? Nih simak “Anak yatim bukanlah mereka
yang orang tuanya meninggal dunia. Tetapi anak yatim adalah orang yang hidup
bersama ibu yang tidak peduli dan ayah yang sibuk”.
Nah lho? Kasian yaa punya orang tua tapi yatim. Kalo anak yang orang tuanya meninggal mah udah
jelas itu yatim, lah ini punya orang tua tapi kayak ga punya orang tua. Ubah segera
deh yaa,
demi masa depan anak.
Masih banyak realita yang terjadi dalam kehidupan kita
tentang anak dan keluarga. Ingat, anak
adalah investasi termahal. Siapa lagi
yang bisa selametin kita nanti
di akherat kalo
bukan anak yang soleh solehah? Warisan paling mahal itu bukan harta yang ga
abis tujuh turunan tapi generasi yang kuat, yang mantep.
Inget kan 3M-nya Aa Gym, Mulai dari diri sendiri,
Mulai dari hal-hal kecil, Mulai dari sekarang. Ubah diri dulu, baru dah ubah
anak-anak. Rumusnya ingat, 3M yaa. Silakan baca artikel saya tentang Memperbaiki Diri Ala Aa Gym.
@imardalilah
Blog Archive
-
▼
2014
(102)
-
▼
Februari
(28)
- Just Do It
- Mie Instan Aja Ga Instan
- Debat dan Diskusi
- Agent of Change
- Anak Cerminan Orang Tua
- Kaya dan Miskin
- Rasa Takut
- 5 Cara Mendidik Anak
- Cara Merespon Masalah
- Cara Efektif Menasehati Anak
- Saya Cinta Ibu
- Law of Attraction
- PPP
- Menunggu dan Jemputlah
- Menunggu dan Ditunggu
- Pemberi Harapan Palsu
- Stay Cool
- Jaga Diri Jaga Orang Lain
- Love Is Never Wrong
- Bersilaturahim Nambah Rezeki
- Memutus Rantai
- Manusia Bodoh
- What Should I Do
- Yang Tersirat
- Memiliki Karena Kehilangan
- Bebersih Yuk
- Sendirian
- Meminta Maaf
-
▼
Februari
(28)
Mengenai Saya
Diberdayakan oleh Blogger.