Posted by Imar in
on
-
Sejatinya cinta adalah perasaan kasih sayang yang ada dalam
diri seseorang. Sejak kapan cinta itu ada didunia ini, aku tak pernah tau.
Allah Sang Maha Pengasih Maha Penyayang menganugerahkan cinta kepada makhluk
ciptaanNya, terkhusus manusia.
Benar atau tidak cinta pun ada pada makhluk
lain, aku tak begitu paham. Namun aku yakini, binatang sekalipun memiliki rasa
sayang terhadap anaknya. Dengan bukti tak pernah ada induk memakan anaknya,
namun manusia yang memiliki rasa itu justru semakin banyak yang ‘memakan’
anaknya.
Cinta itu fitrah manusia. Setau aku, manusia semua
memilikinya. Namun yang ku lihat kini, mengapa cinta selalu dikonotasikan pada
cinta lawan jenis? Apakah pada saat aku mengungkapkan bahwa aku cinta kamu pada
lawan jenis berarti aku mencintainya layaknya aku mencintai lawan jenis? Apakah
sesempit itu kamu mendefinisikan cinta?
Cinta itu luas. Pada saat aku mengatakan aku cinta kamu, itu
bisa berarti aku cinta kamu sebagai saudara, sebagai sahabat, sebagai teman,
sebagai guru, bahkan mungkin sebagai orang tua. Entah sejak kapan definisi
cinta begitu sempit dan terbatas sehingga orang-orang yang mencinta tidak
mempunyai ruang yang luas, tidak bebas untuk mengungkapkan perasaannya.
Definisi yang sempit itu, pemahaman yang terbatas itu
berakibat pada banyaknya kesalahpahaman dalam mengartikan cinta yang
diungkapkan oleh seseorang, baik diungkapkan secara lisan, tulisan, apalagi
secara perilaku. Timbullah satu persepsi bahwa orang yang mengungkapkan
cintanya tersebut hanya mempermainkan perasaan dirinya saja, bahasa gaulnya
PHP. PHP ini bukan bahasa pemrograman website, PHP disini kepanjangannyaPemberi Harapan Palsu.
Sering kan mendengar Pemberi Harapan Palsu? Ungkapan tersebut
diungkapkan oleh anak-anak muda bahkan yang tua ikut-ikutan juga ketika ia
menemukan dirinya tidak diberi kepastian, diberikan perhatian, kasih sayang,
namun tidak juga di ‘tembak’, tidak juga ada ajakan untuk menjalani hubungan
yang lebih intim. Mungkin juga ketika ia menemukan dirinya tidak mendapatkan
respon sesuai yang ia inginkan dari orang yang dimaksud. Entah diperhatiin
balik, disayangin balik, atau balasan-balasan lain. Atau bahkan mungkin saat
SMS tak terbalas, pun dianggap juga PHP.
Duhai yang sedang kasmaran, bukankah patah hati yang kamu
rasakan saat ini adalah karena kamu berharap padanya? Bukankah perasaan aneh
itu muncul karena kamu yang memunculkan? Salahkah jika aku perhatian padamu,
baik padamu, sayang padamu, bahkan cinta padamu? Mari kita luruskan apa yang
belok diantara kita agar kamu tidak terus berharap padaku, agar aku pun bisa
bersikap adil padamu.
Jika ada yang perhatian padamu, bukan berarti dia cinta kamu
sebagai lawan jenis. Jika ada yang baik padamu, sayang padamu, cinta padamu,
pun begitu rumusnya bukan berarti dia cinta kamu sebagai lawan jenis. Lalu harus
seperti apa aku bersikap? Jutek? Marah? Unfriendly? Allah perintahkan ku
menjadi rahmat bagi semesta alam. Mana mungkin aku bersikap demikian?
Maafkan aku jika memang aku menyakitimu dengan sikapku yang
aku sendiri pun tiada menyadarinya. Aku kira sikapku selama ini wajar adanya
padamu dan kamu tidak pernah mengeluhkan apapun padaku. Aku kira hubungan
persahabatan kita atau apapun namanya hubungan itu tulus adanya sehingga aku
tidak pernah berpikir macam-macam tentangmu. Ternyata aku salah, kamu
menyalahartikan sikapku selama ini.
Bolehkah aku minta untuk tidak lagi berharap padaku? Aku tidak
ingin kelak Allah menanyakan padamu tentang perasaan itu lalu kamu jawab aku
memberikan harapan palsu padamu. Bukannya aku tidak ingin disalahkan tapi
selama ini aku merasa baik-baik saja denganmu dan aku tidak ada perasaan yang
lebih kepada kamu selain rasa kasih sayang kepada sesama manusia.
Aku tak pernah melarang kamu memiliki perasaan itu namun
jika hal tersebut mengganggu diriku tentu aku berhak untuk menegurmu. Daripada
kelak kamu meminta ‘pertanggungjawabanku’. Aku memang PHP (Pemberi Harapan
Pasti) dan kamu juga PHP (Pemberi Harapan Pasti Palsu). Jika memang kamu PHP
seperti aku pasti kamu tidak akan bersikap seperti itu.
Sudahlah cukup cintai aku dalam diam hingga kelak Allah
pertemukan kita dengan cara yang baik dan ditempat yang baik. Tidak pernah ada
cinta yang suci yang didapatkan dengan cara dan tempat yang tidak baik. Maka,
cintailah aku dalam diammu untuk menjaga iffah izzah aku dan kamu. Berharaplah
pada Allah bukan padaku agar tidak ada lagi kata Pemberi Harapan Palsu yang
keluar dari mulut maupun sikapmu.
@imardalilah
Blog Archive
-
▼
2014
(102)
-
▼
Februari
(28)
- Just Do It
- Mie Instan Aja Ga Instan
- Debat dan Diskusi
- Agent of Change
- Anak Cerminan Orang Tua
- Kaya dan Miskin
- Rasa Takut
- 5 Cara Mendidik Anak
- Cara Merespon Masalah
- Cara Efektif Menasehati Anak
- Saya Cinta Ibu
- Law of Attraction
- PPP
- Menunggu dan Jemputlah
- Menunggu dan Ditunggu
- Pemberi Harapan Palsu
- Stay Cool
- Jaga Diri Jaga Orang Lain
- Love Is Never Wrong
- Bersilaturahim Nambah Rezeki
- Memutus Rantai
- Manusia Bodoh
- What Should I Do
- Yang Tersirat
- Memiliki Karena Kehilangan
- Bebersih Yuk
- Sendirian
- Meminta Maaf
-
▼
Februari
(28)
Mengenai Saya
Diberdayakan oleh Blogger.
Alhamdulillah :-)