Hidup itu sudahlah pasti yaaa banyak yang kita alami, yang kita rasakan, yang kita lalui. Pahit, senang, susah, sedih, tawa, canda, riang, semua rasa mungkin telah kita rasakan. Manisnya hidup sangat terasa tatkala kita telah melalui hal yang sangat sangat pahit. 


Seperti halnya kita merasakan kenikmatan yang luar biasa saat berada dipuncak gunung setelah bersusah payah melalui curamnya tebing, licinnya tanah, yang sangat membahayakan diri. 


Perjuangan itu selalu ga ada yang sia-sia. Dan suatu kenikmatan bisa kita dapatkan setelah kita membayar harganya. Harga tersebut selalu setimpal dengan apa yang kita ingin nikmati.


Kadang kala kita ga menyadari hal itu adalah cara-Nya Allah mendidik kita menjadi mental baja, menjadi otot kawat dan tulang besi. Saking kita manusia bodohnya, saat Allah berikan satu ujian kita langsung marah-marah, suudzon, blablablablabla (lama-lama jadi bala-bala terus laba-laba). Yaaa memang dasarnya manusia itu bodoh. Maka dari itu mesti belajar. Kalo manusia dasarnya pinter, entar kayak Iblis yang ga mau sujud sama Nabi Adam.


Karena kebodohan manusia itu mereka terus mencari dan mencari makna hidupnya, hakikat hidupnya, tujuan hidupnya. Mereka mencari dengan berbagai cara. Saking inginnya menemukan satu titik itu, ga sedikit yang jadinya kepleset, terjerumus ke pencarian yang salah.


Manusia itu sudahlah bodoh, dia bikin salah. Bukan berarti itu bikin dia kapok. Dia tetap bikin salah, terus dan terus. Bikin salah itu bukan suatu kesalahan. Salah itu jika kita menyalahartikan arti perbuatan salah kita. Salah itu jika kita hanya menganggap itu hanya sebuah kesalahan. Salah itu jika kita ga berubah setelah bikin salah dan bikin lagi kesalahan yang sama juga kesalahan-kesalahan lainnya.


Bikin salah itu salah satu proses yang harus dilalui untuk mendapatkan suatu kebenaran. Kesalahan yang diperbuat manusia yang bodoh adalah proses menjadikan manusia itu semakin pintar, semakin pandai, semakin cerdas, semakin cerdik. Bukan suatu hal yang justru semakin membodohkan manusia itu sendiri.


Berarti gpp dong bikin salah dan dosa? | Honestly gpp. Tapi syarat dan ketentuan berlaku | Apa tuh? | Pertama, kita yakini kesalahan yang kita lakukan pasti ada pelajaran yang bisa diambil. Toh Allah telah mengizinkan itu terjadi kan? Jadi mustahil Allah izinkan kesalahan itu dilakukan sia-sia belaka. Kedua, bertaubatlah. Taubatan Nasuha.


Apa sih taubatan nasuha? Taubat yang dilakuin dengan beberapa syarat : 1) Memohon ampun 2) Menyesal 3) Berjanji tidak melakukannya lagi 4) Melakukan amal kebaikan. Makna pertaubatan sesungguhnya bisa kita liat dalam Surat At Taubah ayat 20 “Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dijalan Allah dengan harta dan jiwa mereka adalah lebih tinggi derajatnya disisi Allah. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan”.


Dalam ayat tersebut kita sesuaikan dengan proses taubat atau syarat-syarat taubat nasuha. Pertama kita mesti beriman, cek ke dalam diri, setelah berbuat kesalahan itu masih adakah iman dalam diri kita? Kemudian yang kedua, berhijrahlah. Bisa diartikan kita berpindah dari berbuat salah kepada berbuat baik dengan melalui proses menyesalinya, memohon ampun, dan tidak melakukan kesalahan lagi.


Setelah itu, kita berjihad. Jihad artinya bersungguh-sungguh melakukan sesuatu. Kita bersungguh-sungguh taubat dibuktikan dengan kita tidak melakukan kesalahan itu lagi dan kita melakukan amal kebaikan. Allah katakan berjihad ga cuma dengan jiwa, yaaa melakukan kebaikan secara ragawi dan jiwa, namun juga dengan harta. Sodaqoh, infaq, zakat mal, dan lain sebagainya.


Sebenar-benarnya manusia bodoh itu bukan manusia yang ga tau apa-apa tapi dia yang tau tapi ga ngelakuin, ga ngamalin, ga ngelaksanain. Jangan bersedih dan berkecil hati tatkala menemukan diri ini melakukan banyak kesalahan. Allah Maha Pengampun, Maha Pengasih Maha Penyayang. Bertaubatlah dan lakukan kebaikan-kebaikan juga hentikan dan cegah segala bentuk kemunkaran.



Seperti definisi iman yaitu diyakini dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan anggota badan. Pun demikian taubat, disesali oleh hati, disesali oleh lisan, berjanji dalam hati tak akan melakukan kesalahan itu lagi, berjanji dengan lisan dengan mengucap tak akan lakukan kesalahan itu lagi, dan melakukan perbuatan baik dan mencegah hal tersebut terjadi lagi juga mencegah keburukan yang baru yang mungkin dilakukan.


Steve Jobs : "Tetaplah lapar, tetaplah bodoh"
Dengan begitu kita selalu haus akan ilmu pengetahuan, kita selalu menghargai seberapapun makanan, kita selalu berusaha mencari sesuatu untuk di 'makan'.


@imardalilah

One Response so far.

Leave a Reply