Posted by Imar in
on
-
Hidup itu sudahlah pasti yaaa banyak yang kita alami, yang
kita rasakan, yang kita lalui. Pahit, senang, susah, sedih, tawa, canda, riang,
semua rasa mungkin telah kita rasakan. Manisnya hidup sangat terasa tatkala
kita telah melalui hal yang sangat sangat pahit.
Seperti halnya kita merasakan
kenikmatan yang luar biasa saat berada dipuncak gunung setelah bersusah payah
melalui curamnya tebing, licinnya tanah, yang sangat membahayakan diri.
Perjuangan itu selalu ga ada yang sia-sia. Dan suatu kenikmatan bisa kita
dapatkan setelah kita membayar harganya. Harga tersebut selalu setimpal dengan
apa yang kita ingin nikmati.
Kadang kala kita ga menyadari hal itu adalah cara-Nya Allah
mendidik kita menjadi mental baja, menjadi otot kawat dan tulang besi. Saking
kita manusia bodohnya, saat Allah berikan satu ujian kita langsung marah-marah,
suudzon, blablablablabla (lama-lama jadi bala-bala terus laba-laba). Yaaa
memang dasarnya manusia itu bodoh. Maka dari itu mesti belajar. Kalo manusia
dasarnya pinter, entar kayak Iblis yang ga mau sujud sama Nabi Adam.
Karena kebodohan manusia itu mereka terus mencari dan
mencari makna hidupnya, hakikat hidupnya, tujuan hidupnya. Mereka mencari
dengan berbagai cara. Saking inginnya menemukan satu titik itu, ga sedikit yang
jadinya kepleset, terjerumus ke pencarian yang salah.
Manusia itu sudahlah bodoh, dia bikin salah. Bukan berarti
itu bikin dia kapok. Dia tetap bikin salah, terus dan terus. Bikin salah itu
bukan suatu kesalahan. Salah itu jika kita menyalahartikan arti perbuatan salah
kita. Salah itu jika kita hanya menganggap itu hanya sebuah kesalahan. Salah
itu jika kita ga berubah setelah bikin salah dan bikin lagi kesalahan yang sama
juga kesalahan-kesalahan lainnya.
Bikin salah itu salah satu proses yang harus dilalui untuk
mendapatkan suatu kebenaran. Kesalahan yang diperbuat manusia yang bodoh adalah
proses menjadikan manusia itu semakin pintar, semakin pandai, semakin cerdas,
semakin cerdik. Bukan suatu hal yang justru semakin membodohkan manusia itu
sendiri.
Berarti gpp dong bikin salah dan dosa? | Honestly gpp. Tapi
syarat dan ketentuan berlaku | Apa tuh? | Pertama, kita yakini kesalahan yang
kita lakukan pasti ada pelajaran yang bisa diambil. Toh Allah telah mengizinkan
itu terjadi kan? Jadi mustahil Allah izinkan kesalahan itu dilakukan sia-sia
belaka. Kedua, bertaubatlah. Taubatan Nasuha.
Apa sih taubatan nasuha? Taubat yang dilakuin dengan
beberapa syarat : 1) Memohon ampun 2) Menyesal 3) Berjanji tidak melakukannya
lagi 4) Melakukan amal kebaikan. Makna pertaubatan sesungguhnya bisa kita liat
dalam Surat At Taubah ayat 20 “Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta
berjihad dijalan Allah dengan harta dan jiwa mereka adalah lebih tinggi
derajatnya disisi Allah. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan”.
Dalam ayat tersebut kita sesuaikan dengan proses taubat atau
syarat-syarat taubat nasuha. Pertama kita mesti beriman, cek ke dalam diri,
setelah berbuat kesalahan itu masih adakah iman dalam diri kita? Kemudian yang
kedua, berhijrahlah. Bisa diartikan kita berpindah dari berbuat salah kepada
berbuat baik dengan melalui proses menyesalinya, memohon ampun, dan tidak
melakukan kesalahan lagi.
Setelah itu, kita berjihad. Jihad artinya bersungguh-sungguh
melakukan sesuatu. Kita bersungguh-sungguh taubat dibuktikan dengan kita tidak
melakukan kesalahan itu lagi dan kita melakukan amal kebaikan. Allah katakan
berjihad ga cuma dengan jiwa, yaaa melakukan kebaikan secara ragawi dan jiwa,
namun juga dengan harta. Sodaqoh, infaq, zakat mal, dan lain sebagainya.
Sebenar-benarnya manusia bodoh itu bukan manusia yang ga tau
apa-apa tapi dia yang tau tapi ga ngelakuin, ga ngamalin, ga ngelaksanain.
Jangan bersedih dan berkecil hati tatkala menemukan diri ini melakukan banyak
kesalahan. Allah Maha Pengampun, Maha Pengasih Maha Penyayang. Bertaubatlah dan
lakukan kebaikan-kebaikan juga hentikan dan cegah segala bentuk kemunkaran.
Seperti definisi iman yaitu diyakini dengan hati, diucapkan
dengan lisan, dan diamalkan dengan anggota badan. Pun demikian taubat, disesali
oleh hati, disesali oleh lisan, berjanji dalam hati tak akan melakukan
kesalahan itu lagi, berjanji dengan lisan dengan mengucap tak akan lakukan
kesalahan itu lagi, dan melakukan perbuatan baik dan mencegah hal tersebut
terjadi lagi juga mencegah keburukan yang baru yang mungkin dilakukan.
Steve Jobs : "Tetaplah lapar, tetaplah bodoh"
Dengan begitu kita selalu haus akan ilmu pengetahuan, kita selalu menghargai seberapapun makanan, kita selalu berusaha mencari sesuatu untuk di 'makan'.
@imardalilah
Blog Archive
-
▼
2014
(102)
-
▼
Februari
(28)
- Just Do It
- Mie Instan Aja Ga Instan
- Debat dan Diskusi
- Agent of Change
- Anak Cerminan Orang Tua
- Kaya dan Miskin
- Rasa Takut
- 5 Cara Mendidik Anak
- Cara Merespon Masalah
- Cara Efektif Menasehati Anak
- Saya Cinta Ibu
- Law of Attraction
- PPP
- Menunggu dan Jemputlah
- Menunggu dan Ditunggu
- Pemberi Harapan Palsu
- Stay Cool
- Jaga Diri Jaga Orang Lain
- Love Is Never Wrong
- Bersilaturahim Nambah Rezeki
- Memutus Rantai
- Manusia Bodoh
- What Should I Do
- Yang Tersirat
- Memiliki Karena Kehilangan
- Bebersih Yuk
- Sendirian
- Meminta Maaf
-
▼
Februari
(28)
Mengenai Saya
Diberdayakan oleh Blogger.
Alhamdulillah :-)