Posted by Imar in
on
-
Melakukan sesuatu, apalagi hal baru bagi diri kita, apalagi
diluar zona nyaman, apalagi yang out of the box bahkan without the box, apalagi
hal tersebut asing bagi orang-orang, semua itu memiliki tantangan tersendiri. Namanya
hal yang baru bagi diri kita pasti ada rasa khawatir, khawatir gagal, khawatir
diri sendiri ga bisa mencapainya. Itu sangat wajar, wajar banget. Ciyus.
Namanya melakukan suatu hal diluar zona nyaman kita pasti
ada rasa takut. Namanya melakukan suatu hal yang out of the box bahkan without
the box, yang asing bagi orang-orang, pasti ada rasa takut, khawatir. Takut gagal,
takut di cemooh, khawatir ga mampu, khawatir apa yang dilakukan salah.
Takut, khawatir, ragu, itu sangat wajar. Alamiah terjadi
pada kita yang hendak melakukan hal yang baru. Kita bisa menaklukan rasa itu
aja udah hebat apalagi kita melakukan suatu hal yang baru, yang memang
benar-benar ingin kita lakukan.
Jika kita melakukan suatu hal yang asing bagi orang-orang
pada umumnya, pasti cemooh itu ada. Saya mendeklarasikan diri sebagai Pendakwah
Persiapan Pernikahan itu banyak yang cemooh saya. Sakit? Bukan sakit lagi,
sakit banget. Berasa apa yaaa, lebih sakit di cemooh dibandingin patah hati
*eh, hehe. Beneran, serius. Saya dicemooh kayak gitu berasa dia lagi bilang “Eh lo tuh
siapa sih? Ngaca dong ! Nikah aja belom, umur masih segitu, masa udah bahas
persiapan pernikahan. Ga pantes ! Nyadar diri kali. Soktoy banget belum nikah bahas-bahas
nikah. Impossible banget.”
*NarikNafasPanjang* Panas banget denger orang yang cemooh
saya. Dibilang kalo bahas pernikahan ya mestinya udah nikah dong. Dengan yakin
saya bilang “Emang kalo kita bahas tentang kematian, kita mesti mati dulu baru
kita pantes bahas itu? Emang kalo kita bahas surga neraka mesti pernah kesana dulu
gitu baru setelah itu kita layak ngebahas surga neraka? Toh nikah ga mesti
punya pengalaman dulu baru nikah. Toh bisnis ga mesti punya pengalaman dulu
baru bisnis. Syarat punya pengalaman itu cuma ada dilowongan pekerjaan. Bagi seorang pemenang bukan IMPOSSIBLE tapi I'M POSSIBLE.”
Saya ga peduli apa yang orang katakan terhadap saya. Bagi
saya, nyebur aja deh dulu. Tenggelam apa ga itu urusan entar. Kalo kata Ippho,
jalan aja dulu, otak kanan. Kayak proklamasi Republik Indonesia, segala
sesuatunya nanti dah belakangan yang penting kita merdeka dulu. Saya juga gitu
mikirnya, udah jalan aja dulu dah.
Saya selalu yakin Allah pasti memberikan kepandaian pada
saya dalam perjalanan. Karena tujuan saya bukan tujuan pribadi, bukan tujuan
materialistis. Saya berdoa, semoga Allah memberikan tolong dan kurniaNya pada
saya dalam menjalankan dan mewujudkan visi misi saya. Saya yakini itu. Yakini sama
dengan mengimani.
Kalo kita baru punya ide aja udah melempem, takut, khawatir,
ragu, ini itu, dls, RUGI! Beneran rugi dah. Karena kita ga pernah tau ide itu
bakalan berhasil apa ga kalo kita ga jalanin dulu. Kalo kita udah yakin sama
Allah, mengimani Allah Maha Kaya, Allah Maha segalanya, kun fayakuun. Allah
yang bertanggung jawab atas apa yang kita lakuin. Kalo kata Nike (merk terkenal itu) Just Do It.
Maka dari itu, lurusin niatnya. Sertain Allah dari awal,
proses, sampe akhir. Supaya Allah ridho, supaya kalo ada apa-apa Allah mau
nolongin, supaya kalo kita salah caranya Allah ngelurusin, ngasih tau cara yang
bener yang baik yang tepat tuh ini loh. Lagi-lagi ini tentang tauhid.
Saya dalam perjalanan aja berasa ditampar, dibanting,
dijatohin sejatuh-jatuhnya. Saya dibilang tengil, saya dibilang sombing (level
diatas sombong, hehe), saya dibilang gini gitu, oke saya terima. Karena ga mungkin orang bilang saya gini gitu tanpa ada sesuatu yang saya tanam sebelumnya. Itu
saya jadikan bahan renungan supaya saya memperbaiki dan lebih baik lagi. Itu yang
saya maksud Allah pasti memperjalankan, memandaikan kita, memberikan tolong dan
kurniaNya.
Dari pesakitan-pesakitan itu, saya bisa menghasilkan satu lagu
ciptaan yang ketika saya nyanyikan itu mengingatkan saya untuk selalu rendah
hati, down to earth, humble (halah artinya samiun basirun wkwkkw). Lagu itu
mengingatkan saya untuk terus belajar menjadi orang yang humble, mengingatkan
agar saya ga lagi mengulangi cara-cara yang kurang baik dan kurang tepat. Saya masih nothing aja bisa ciptain lagu karena dicemooh begitu, apalagi kalo saya jadi something :)
Anjing menggonggong, kafilah jangan berlalu gitu aja dong. Ajakin dong anjingnya biar
ikut juga menelusuri kehidupan ini biar ga sendirian, biar ada temennya *EAaaaa.
Justru Allah hadirkan orang-orang tersebut, yang mencemooh, yang meragukan
kita, yang underestimated (bu gulu kalo salah mohon koreksi yaaaa) kita, untuk
menjadi pelecut, pemacu semangat kita. Juga agar kita bisa membuktikan kepada
mereka “KAMU SALAH MENILAI SAYA!” dan membungkam mulut mereka dengan
kesuksesan. Secara ga langsung mereka adalah mentor mental kita.
Banggalah terhadap diri sendiri, karena apa? Karena kita
melakukan sesuatu, tapi mereka? Mereka pun melakukan sesuatu yaitu sibuk
mencemooh, sibuk melatih mental kita, sibuk urusi urusan kita. Terakhir saya
ingin tepuk pundak kamu, “Banggalah pada dirimu sendiri J” Selamat ACTION.
@imardalilah
Blog Archive
-
▼
2014
(102)
-
▼
Februari
(28)
- Just Do It
- Mie Instan Aja Ga Instan
- Debat dan Diskusi
- Agent of Change
- Anak Cerminan Orang Tua
- Kaya dan Miskin
- Rasa Takut
- 5 Cara Mendidik Anak
- Cara Merespon Masalah
- Cara Efektif Menasehati Anak
- Saya Cinta Ibu
- Law of Attraction
- PPP
- Menunggu dan Jemputlah
- Menunggu dan Ditunggu
- Pemberi Harapan Palsu
- Stay Cool
- Jaga Diri Jaga Orang Lain
- Love Is Never Wrong
- Bersilaturahim Nambah Rezeki
- Memutus Rantai
- Manusia Bodoh
- What Should I Do
- Yang Tersirat
- Memiliki Karena Kehilangan
- Bebersih Yuk
- Sendirian
- Meminta Maaf
-
▼
Februari
(28)
Mengenai Saya
Diberdayakan oleh Blogger.