Entah sejak kapan aku mengenalmu, aku tak ingat lagi.
Entah sejak kapan aku dekat denganmu, aku tak ingat lagi.
Entah sejak kapan aku mulai berbincang denganmu, aku tak ingat lagi.
Entah sejak kapan aku menikmati berdua denganmu, aku tak ingat lagi.


Sejak kapan aku mengenalmu, mungkin itu tak penting bagiku.
Sejak kapan aku dekat denganmu, mungkin itu tak penting bagiku.
Sejak kapan aku mulai berbincang denganmu, mungkin itu tak penting bagiku.
Sejak kapan aku menikmati berdua denganmu, mungki itu tak penting bagiku.


Yang aku ingat saat ini aku selalu merindukanmu.
Yang aku ingat saat ini aku selalu mencintaimu.
Yang aku ingat saat ini aku selalu ingin berdua denganmu.
Yang aku ingat saat ini aku selalu ingin memelukmu erat.


Cinta yang kini kurasakan itu adalah kurnia Ilahi. Tak mungkin aku menolaknya, tak mungkin aku meminta kepada Tuhanku untuk menunda perasaan itu datang padaku. Aku benar-benar pasrah menerima rasa cinta yang Tuhan kurniakan padaku saat ini.


Aku tak tau sampai kapan rasa cinta ini bertahan. Aku tak tau sampai kapan rasa ini ada dalam hatiku. Aku tak tau sampai kapan aku mencintaimu. Dan aku pun tak tau akankah perasaan ini hilang tanpa ia berpamitan terlebih dahulu padaku seperti halnya ia muncul dalam hatiku? Aku tidak tau.


Selama rasa ini ada, akan aku pelihara sebaik mungkin. Selama rasa ini ada, akan aku sebar sebanyak mungkin. Selama rasa ini ada, aku akan belajar banyak tentang cinta.


Mungkin tidak semua orang memiliki rasa cinta seperti yang aku rasakan saat ini. Oleh karena itu, aku sangat bersyukur pada Tuhanku karena memilih aku dari sekian milyar manusia di muka bumi ini untuk menjadi salah satu manusia yang memiliki rasa cinta.


Tidak sedikit manusia yang telah diberikan rasa cinta, mengubah rasa cintanya menjadi rasa benci. Tidak sedikit pula yang menjadikan rasa cinta itu boomerang bagi dirinya sendiri. Ujungnya manusia menyalahkan rasa cinta tersebut. Mereka mengatakan bahwa karena rasa cinta itulah yang membuat mereka sakit hati, membuat mereka susah, membuat mereka terjatuh dan tersungkur.


Benarkah demikian? Jika benar demikian, mengapa ada manusia yang bahagia dengan adanya rasa cinta? Mengapa  apa ada manusia yang hidupnya lebih sempurna dengan adanya rasa cinta? Mengapa ada manusia yang hidupnya lebih berwarna dengan adanya cinta?


Bukankah itu menandakan bahwa bukan semata-mata dan tidak sekali-kali cinta itu salah. Apa masuk akal rasa cinta yang merupakan kurnia Ilahi bisa menjadi faktor utama kesulitan yang dihadapi oleh manusia? Rasa-rasanya tidak.


Cara manusia menempatkan rasa cinta itulah yang membuat dirinya jatuh dan tersungkur. Rasa cinta yang sedianya adalah kurnia Ilahi diperlakukan oleh manusia dengan cara yang tidak baik, dikelola oleh manusia dengan cara yang tidak baik, dibungkus oleh manusia dengan cara yang tidak baik, maka dia pun menjadi boomerang bagi manusia itu sendiri. Rasa cinta itu menyerang hati manusia, menyerang manusia itu sendiri secara utuh.


Manusia, dimanakah kamu memposisikan rasa cinta itu? Mengapa begitu banyak fitnah yang tersebar yang mengatakan bahwa sakit hati dan keterpurukan manusia disebabkan oleh cinta? Mengapa manusia begitu jahat menyalahkan fitrah yang telah Tuhan berikan?


Cinta bukan perasaan yang bisa ditaruh dimanapun kamu suka. Cinta itu perasaan yang suci, maka tempatkan ia ditempat yang suci pula. Jika kamu manusia menempatkan cinta ditempat yang kotor lalu kamu berbuat kesalahan jangan salahkan cinta karena kamu sendiri yang menempatkannya ditempat yang kotor.


Cinta itu mengikuti pemiliknya. Kemana pemiliknya membawanya, kesanalah ia akan bertepi, berlabuh, berhenti. Seratus persen manusia memiliki kekuasaan atas cinta itu sendiri, kekuasaan mau dibawa kemana, mau ditempatkan dimana, dan mau diberikan kepada siapa. Itu hak manusia seutuhnya. Sedang cinta, mengikuti saja.



@imardalilah

2 Responses so far.

  1. Unknown says:

    Mau nanya dong cara bkin Slide Foto diatas gimana yah?

    Mampir sini blogwalking
    http://arrasyasetia.blogspot.com/

Leave a Reply