Posted by Imar in
on
-
Jangan menilai orang dari luarnya. Don’t judge book from the
cover. Kurang lebih bahasa inggrisnya begitu. Mohon koreksi jika kurang tepat,
hehe.
Penampilan seseorang itu menandakan kepribadiannya. Kalo penampilannya
eye catching, rapi, wangi, bersih, kurang lebih kepribadiannya pun demikian. Orangnya
suka dengan kerapian, wangi, dan kebersihan. Resik gitu. Bukan tipe orang yang
jorok.
Katanya juga benda-benda yang dimilikinya pun memperlihatkan
orang tersebut seperti apa. Misalnya tas saya dekil, itu memperlihatkan kalo
saya orangnya jorok, dekil, males, dls. Benarkah demikian? Saya ajak kamu untuk
berimajinasi, hohohoh.
Sebagai orang yang melihat orang lain berpakaian kotor,
dekil, lusuh, bau, dls, ada baiknya kita ga langsung judgement terhadap dia. Kita
ga pernah tau kan kenapa sih dia pakaiannya kotor, dekil, lusuh, bau, norak,
dls? Yekan? Kalo kita udah mengenal betul, sumonggo menilainya. Tapi kalo
belum, jangan sekali-kali kita menilai orang tersebut demikian.
Daripada kita berpikir dia itu orangnya jorok, bau, dekil,
lusuh, males, norak, dsb, mending kita tanya pada diri sendiri kenapa yaa dia
kok yooo gitu sih dandanannya? Barang-barang yang dia miliki juga kayak gitu. Yaa
motornya dekil, yaa tasnya juga dekil, badannya bau, dls.
Bisa jadi kondisi tersebut adalah kondisi yang memaksa orang
tersebut berada dalam kondisi itu. Nah loh bingung, hehe. Iya maksudnya bisa
jadi orang tersebut mau ga mau seperti itu karena kondisi yang memaksa. Misalnya
aja tas dekil, bisa jadi saking sibuknya dan ga ada panas dia ga sempet nyuci
tas. Sekalipun sempet ga bakal bisa kering besok pagi, sedangkan dia harus
pergi pagi-pagi.
Lebih baik bukan jika kita berpikir demikian? Misalnya lagi
jika motornya dekil, daripada kita mikir dia itu pemalas mending kita mikir oh
mungkin didaerah rumahnya hujan mulu terus jalannya jeblok, padahal dia udah
cuci motornya. Jadi percuma dia cuci motor apa ga juga ujungnya kotor-kotor
juga. Enak kan kalo kita mikirnya gitu?
Belajar memahami orang lain itu banyak caranya. Bukan sekedar
kita ber-empati pada saat dia sedih, bukan sekedar kita ada saat dia gundah,
dls. Dengan cara demikian kita pun belajar untuk memahami orang lain. Memahami kondisi
orang tersebut sebelum muncul persepsi-persepsi yang bisa mengganggu hubungan
kita dengan orang lain. Hidup akan jauh lebih nikmat jika kita selalu positive
thinking, positive feeling, and positive doing.
Lalu gimana kalo kita yang ada di posisi orang tersebut?
Misalnya kita yang pakaian dan barang-barangnya dekil, lusuh, bau, norak, dls?
Kita bisa lakukan evaluasi diri sedini mungkin. Tanyakan pendapat teman gimana
penampilan saya yang blablablabla? Jika memang ada yang perlu diperbaiki, ya
perbaiki sesegera mungkin. Jika ada yang mesti dihilangkan, belajar untuk
membiasakan diri.
Jadilah diri yang menjaga agar persepsi orang ga macem-macem
terhadap kita. Gossip ada karena perilaku kita juga toh? Daripada kita
marah-marah di gosipin mending kita berubah, yekan? Memang benar seratus persen
kita ga bisa ngatur pendapat orang tentang kita tapi seratus persen kita bisa
ngatur diri kita mau terlihat seperti apa.
Baik menjadi orang yang dekilnya maupun menjadi orang yang
memiliki teman yang dekilnya, cerdaslah menempatkan diri. Berikan respon yang
baik jika kita sebagai orang yang melihatnya dan berikan kesan yang baik jika
kita sebagai orang yang dilihat oleh orang lain.
Keduanya ga ada yang salah. Hanya disini saya memberikan
saran agar menjadi apapun kita, menjadi siapapun kita, bersikaplah yang baik,
benar, dan tepat. Jangan sampai kita seenak dengkul, seenak jidat, seenak udel,
berpendapat yang seharusnya ga keluar dari mulut kita, dan ga seharusnya juga
kita ‘memancing’ orang untuk beropini yang ga enak terhadap kita.
Clear kan keduanya? Ga pernah ada pihak yang salah. Masing-masing
mesti introspeksi diri. Masing-masing mesti menjaga diri agar selalu yang
dimunculkan, dirasakan, dilakukan adalah hal yang positif.
Dengan kita menjaga diri, kitapun
menjaga orang lain. Misalnya aja kalo kita pake jilbab (bagi wanita) itu
menjaga para pria berpikir negatif dan berniat menggoda. Setidaknya seperti
itu. Pun jika kita (para pria) melihat wanita tanpa jilbab, jaga pandangan. Sama seperti kita berkendara ugal-ugalan kita bisa mencelakakan orang lain, dan begitu sebaliknya. Sebagai obyek atau subyek itu ada caranya untuk berperan agar ga ada pihak yang merasa dirugikan.
@imardalilah
Blog Archive
-
▼
2014
(102)
-
▼
Februari
(28)
- Just Do It
- Mie Instan Aja Ga Instan
- Debat dan Diskusi
- Agent of Change
- Anak Cerminan Orang Tua
- Kaya dan Miskin
- Rasa Takut
- 5 Cara Mendidik Anak
- Cara Merespon Masalah
- Cara Efektif Menasehati Anak
- Saya Cinta Ibu
- Law of Attraction
- PPP
- Menunggu dan Jemputlah
- Menunggu dan Ditunggu
- Pemberi Harapan Palsu
- Stay Cool
- Jaga Diri Jaga Orang Lain
- Love Is Never Wrong
- Bersilaturahim Nambah Rezeki
- Memutus Rantai
- Manusia Bodoh
- What Should I Do
- Yang Tersirat
- Memiliki Karena Kehilangan
- Bebersih Yuk
- Sendirian
- Meminta Maaf
-
▼
Februari
(28)
Mengenai Saya
Diberdayakan oleh Blogger.
Alhamdulillah :-)