Posted by Imar in
on
-
Menyakiti seseorang itu
ibarat kita memecahkan gelas. Kata maaf yang terucap tidak akan bisa
mengembalikan gelas seperti sediakala. Saat kita meminta maaf kepada orang yang
telah kita sakiti, tidak akan bisa mengembalikan hati yang telah tersakiti
seperti sediakala. Pasti dalam hati tersebut ada bekas luka sekalipun sudah memaafkan.
Saya umpamakan seperti
halnya anggota badan kita terkena luka bakar. Saat luka itu masih baru, sangat
terasa sakit. Hingga perlahan luka itu kering dan sembuh. Namun bukan berarti
sembuhnya luka menghilangkan rasa sakit yang telah dialami. Luka tersebut masih
membekas dan masih ada. Untuk menghilangkannya membutuhkan waktu yang sangat
lama hingga bekas luka itu tak lagi terlihat oleh mata.
Sedang jika kita tidak
memaafkan orang yang telah menyakiti kita, ibarat kita memelihara --membiarkan
pecahan gelas tersebut bersarang dalam hati kita yang semakin lama semakin
menyakiti, semakin mengiris, semakin melukai hati. Lama kelamaan hati kita pun
membusuk karena kita tak pernah mau membuang serpihan gelas tersebut dari hati
kita.
Terus menerus kita
biarkan serpihan itu menyakiti hati kita. Saking kita dendamnya, saking kita
dongkolnya, saking kita dengkinya terhadap orang yang telah menyakiti kita.
Sungguh tiada keuntungan yang kita dapatkan dengan membiarkan serpihan gelas
itu terus menyelinap dalam hati kita. Justru kita semakin sakit dan semakin
terpuruk karena terjebak dengan perasaan sakit hati itu.
Jadi, peliharalah perbuatan kita. Berusahalah untuk tidak menyakiti orang lain. Dan berusahalah untuk memberi maaf orang lain. Meminta maaf itu mulia, memaafkan itu ksatria.
Baik meminta maaf maupun
memaafkan keduanya adalah hal yang tidak mudah. Keduanya adalah hal yang berat
jika hati kita tidak lapang. Jika kita pernah melakukan kesalahan, segeralah
minta maaf. Karena Allah tak akan mengampuni dosa kita jika orang yang kita
sakiti belum memaafkan diri kita. Dan maafkanlah orang yang menyakiti kita,
niscaya hati kita semakin lapang.
Satu kesalahan tak kan
pernah terhapus tanpa mengakuinya. Satu kesalahan tak kan pernah terhapus tanpa meminta
maaf padanya. Satu kesalahan tak kan
pernah terhapus tanpa perubahan dan perbaikan.
Seumur hidupku dipakai untuk beristighfar, rasanya tak kan pernah cukup untuk menandingi kesalahan yang telah aku lakukan. Seumur hidupku meminta maaf, rasanya tak kan pernah cukup agar kesalahanku termaafkan. Seumur hidupku berbuat baik padamu, rasanya tak kan pernah cukup menutupi satu kesalahanku padamu.
Meminta maaf yang paling
baik dan sempurna adalah dengan mengucapkan (meminta) maaf pada orang yang kita
sakiti lalu menyesal dan tidak mengulangi kesalahannya lagi serta berbuat baik
dan melakukan perubahan.
Percayalah, jika kita
hanya sekedar meminta maaf tanpa kita menyesal tanpa kita tidak mengulangi
perbuatan salah kita tersebut tanpa kita berbuat baik tanpa kita melakukan
perubahan, permohonan maaf tersebut seakan percuma. Kita hanya mengucap lewat
lisan tanpa menyesali dalam hati dan melakukan perubahan dengan anggota badan.
Layaknya keimanan, selalu
dilakukan dengan 3 tingkat yaitu diucapkan dengan lisan, diyakini dengan hati,
dan dilakukan dengan anggota badan.
Jika kita hanya meminta
maaf, itu belum sempurna. Maka sempurnakanlah. Sudahlah, kita akui saja jika
memang kita salah. Terus melakukan pembenaran tiada guna. Itu hanya akan
membuat besar kepala.
Mumpung nyawa masih
dikandung badan, mumpung orang yang kita sakiti pun masih bernafas, segeralah
meminta maaf. Mungkin saja dia sudah memaafkan tapi tetap saja meminta maaf itu
harus. Jangan sampai orang yang kita sakiti sudah sedemikian dendam pada kita
hingga tidak mau memaafkan kita hingga akhir hayatnya. Na’udzubillah.
@imardalilah
Blog Archive
-
▼
2014
(102)
-
▼
Februari
(28)
- Just Do It
- Mie Instan Aja Ga Instan
- Debat dan Diskusi
- Agent of Change
- Anak Cerminan Orang Tua
- Kaya dan Miskin
- Rasa Takut
- 5 Cara Mendidik Anak
- Cara Merespon Masalah
- Cara Efektif Menasehati Anak
- Saya Cinta Ibu
- Law of Attraction
- PPP
- Menunggu dan Jemputlah
- Menunggu dan Ditunggu
- Pemberi Harapan Palsu
- Stay Cool
- Jaga Diri Jaga Orang Lain
- Love Is Never Wrong
- Bersilaturahim Nambah Rezeki
- Memutus Rantai
- Manusia Bodoh
- What Should I Do
- Yang Tersirat
- Memiliki Karena Kehilangan
- Bebersih Yuk
- Sendirian
- Meminta Maaf
-
▼
Februari
(28)
Mengenai Saya
Diberdayakan oleh Blogger.
Alhamdulillah :-)