Posted by Imar in
on
-
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtppN8GW3okKa5DCpySwWsKwbZhsp-QUEJaefDkz0RBbnYYTrqHxFsI8ALeeEzCGNK6eYNigWwjnqcKY5Irlrg1x2soonuVpHvaqCQgmYK0jSQRUmpc2Cy3H0ZtxuFD5zVsOt3lqvOigBd/s1600/mie+instan+aja+ga+instan.jpg)
Melihat segala yang terjadi di Negara ini, orang-orang ‘gemes’
pengen mengubah semuanya. Ngeliat program televisi yang acakadut ga karuan,
orang-orang pada pusing, protes ke Komisi Penyiaran Televisi ga ada tanggapan. Ujungnya
cuma bisa cengo liatin tuh program-program televise tetap berjalan.
Ngeliat para pejabat pemerintah, anggota legislatif, hingga
anggota yudikatif, pada korupsi, pada kolusi, nepotisme, orang-orang pada ‘gemes’
ga karuan. Rasanya pengen jambakin mereka sampe botak dan rambutnya ga tumbuh
lagi. Gemes pengen nyubitin mereka, nyubit yang kecil sekecil-kecilnya sampe
orang-orang itu jejeritan minta ampun. Gemes pengen kelitikin mereka sampe
mereka ketawa-tawa ga bisa diberentiin. Yaaa ga usahlah dipenjara sama denda. Cukup
itu aja hukumannya. Tapi digituin sama 250juta masyarakat Indonesia.
Gemes juga sama caleg yang money politic, pasang baliho
gede-gede dipinggir jalan (untung bukan ditengah jalan), pasang pamphlet di
pohon-pohon sampe bikin aktivis lingkungan geram. Tebar pesona sana sini. Orang-orang
udah muak, skeptis, apatis sama caleg-caleg yang saat ini sedang mendominasi
dalam kehidupannya. Katanya politikus itu brengsek, ga bersih, cuma peduli sama
kepentingannya sendiri dan kelompoknya.
Orang-orang juga gemes liat program pemerintah ini itu kok
kayak ga serius, ga ada yang bener, ga ada yang beres. Macet lah, banjir lah,
susah cari kerja, jalanan rusak, dan segala macem dah kalo ditulis disini ga
akan cukup list-nya. Ibu-ibu yang belanja sayuran tiap pagi ngeluh harga
sembako naik, ongkos angkot naik, tarif listrik naik, serba naik. Sebagai
manajer keuangan rumah tangga, mereka pusing ga karuan. Harga yang naik ga
seimbang dengan gaji yang naik.
Itulah di negeri ini begitu banyak permasalahan. Salutnya,
masyarakat tetap hidup mandiri sekalipun pemerintah, anggota legislatif,
anggota yudikatif pada ble’e sebagian besar. Kenapa saya sebut sebagian besar? Karena
saya yakin, didalamnya masih ada orang-orang baik dan amanah, bukan sekedar ada
tapi buaaanyak.
Banyak dari kita –masyarakat Indonesia—yang mengutuk kondisi
negaranya. Daripada kita mengutuk kegelapan, mending kita jadi cahaya, yekan? Toh
kutukan sekutuk-kutuknya, sebanyak apapun orang mengutuk, ga akan pernah
mengubah kondisi Indonesia saat ini.
Seorang pemenang selalu berkata,“Saya akan melakukan ini
untuk kita.” Sedangkan seorang pecundang berkata,”Itu bukan tugas saya.” Kalo kita
terus-terusan mengutuk kita termasuk pecundang. Pecundang itu selalu melihat
masalah, selalu memiliki alasan, beda dengan pemenang yang selalu melihat solusi
dan memikirkan jawaban apa yang bisa dia lakukan.
Saya sering denger juga ketika seseorang dihadapkan pada
satu masalah dia bilang “Iya sih mungkin aja tapi kayaknya sulit deh buat
dijalanin.” Nah itu jawaban seorang pecundang. Sebagai pemenang kita mesti
jawab “Iya emang sih sulit tapi mungkin aja buat dilakuin dan dicapai.”
Belom lagi rasa pesimis kita yang ditambah dengan bilang “Yah
bisa aja ngelakuin itu tapi kan butuh waktu yang lama, butuh proses.” Hehe,
BroSis mie instan aja yang disitu jelas-jelas ada tulisan INSTAN ternyata ga
instan. Buat nikmatin semangkok mie instan ada prosesnya juga. Apalagi dalam
menghadapi satu masalah, udah pasti lah butuh proses, butuh waktu.
Semua permasalahan negeri ini ga bisa secepat kita
mengedipkan mata lalu kelar masalah. Kita mesti kudu harus wajib optimis kelak
masalah di negeri ini kelar, Indonesia jadi Negara percontohan Negara-negara
lain.
Kita tau semua butuh proses dan waktu. Yang mesti kita
pikirkan bukan kapan masalah ini selesai tapi apa yang udah saya lakuin untuk
menjadi bagian dari solusi, bagian dari cahaya yang menerangi kegelapan ini? Kapan
itu hak Allah untuk menjawabnya, tugas kita sekedar ikhtiar mengusahakan solusi
terbaik. Guru saya bilang Allah yang memberikan solusi terbaik, kita –manusia—hanya
bisa mengusahakan yang terbaik. Jika kita fokus pada Allah, maka Allah akan
berikan yang terbaik.
Jadi, masihkah mau menjadi bagian dari tim pengutuk
kegelapan? Bukankah gelap itu karena ga ada cahaya? Atau kita mau dan sedang
menjadi bagian dari tim cahaya? Mie instan aja ga instan.
@imardalilah
Blog Archive
-
▼
2014
(102)
-
▼
Februari
(28)
- Just Do It
- Mie Instan Aja Ga Instan
- Debat dan Diskusi
- Agent of Change
- Anak Cerminan Orang Tua
- Kaya dan Miskin
- Rasa Takut
- 5 Cara Mendidik Anak
- Cara Merespon Masalah
- Cara Efektif Menasehati Anak
- Saya Cinta Ibu
- Law of Attraction
- PPP
- Menunggu dan Jemputlah
- Menunggu dan Ditunggu
- Pemberi Harapan Palsu
- Stay Cool
- Jaga Diri Jaga Orang Lain
- Love Is Never Wrong
- Bersilaturahim Nambah Rezeki
- Memutus Rantai
- Manusia Bodoh
- What Should I Do
- Yang Tersirat
- Memiliki Karena Kehilangan
- Bebersih Yuk
- Sendirian
- Meminta Maaf
-
▼
Februari
(28)
Mengenai Saya
Diberdayakan oleh Blogger.