Kali ini saya akan menjelaskan 5 cara mendidik anak. Mungkin sudah ada yang tau, tau sebagian, atau belum tau sama sekali. Tentunya dalam mendidik anak banyak cara, ga mutlak 5 cara. Namun saya fokus pada 5 point saja. Baiknya disimak dengan seksama yaa.... Eng ing eng….


Pertama, pendidikan dengan keteladanan. Para orang tua pasti sudah hapal betul dengan peribahasa ‘buah jatuh tidak jauh dari pohonnya’. Yaa kalau jatuhnya jauh dari pohonnya berarti itu buah punya tukang buah, hehe. Anak itu pasti lebih mudah meniru orang-orang disekitarnya. Dia ga tau apa yang ditirunya bener atau salah, yang dia tau yaa hal tersebut ada yang melakukan. 


Kalau dia lihat perilaku keluarga yang baik, apalagi kalau anaknya visual, dia pasti mencontoh hal baik tersebut. Begitu juga kebalikannya. Ga mau kan anak mencontoh hal yang tidak baik? Maka dari itu, mulai dari sekarang berikan contoh perilaku baik dan terpuji. Jadilah orang tua yang patut di teladani. Karena  keluarga itu pendidikan primer, pendidikan pertama anak.


Kedua, pendidikan dengan kebiasaan. Pendidikan ini berkaitan dengan point pertama tadi. Dengan kita membiasakan anak dengan hal-hal positif, maka si anak akan meniru kebiasaan tersebut. Misalnya gosok gigi sebelum tidur. Nah itu termasuk kebiasaan baik. Buang sampah pada  tempatnya, menanamkan rasa tanggung jawab dan cinta kebersihan. 


Solat tepat waktu, menanamkan kedisiplinan anak. Kalau sekarang belum dimulai kebiasaan-kebiasaan baik, segera dilaksanakan. Kalau sudah, ditingkatkan dan pertahankan. Cara mendidik orang tua akan dicontoh kelak oleh anak saat ia memiliki anak nanti.


Ketiga, pendidikan dengan nasihat. Yang ini mungkin sudah sering dilakukan oleh orang tua diseluruh penjuru dunia. Ga mungkin kan orang tua ga pernah nasihatin anaknya, yaa walaupun anaknya itu baik banget pasti lah dinasihatin. Kebangetan dah kalau anak ga pernah di nasihatin. 


Memberikan nasihat disini bukan berarti marah-marah, ngomel-ngomel. Bukan memberikan nasihat yang dalam kondisi emosi, tapi lebih kepada obrolan santai dimana orang tua memposisikan diri sebagai pendengar dan pemberi masukan yang baik.


Saat yang tepat memberikan nasihat adalah ketika anak bercerita kesehariannya, lalu orang tua menasihati (tanpa ada intervensi) bagaimana seharusnya anak bersikap dalam lingkungannya. Nasihat disini lebih kepada memberikan penjelasan mana yang benar dan salah, baik buruk, sebab akibat. Akhirnya si anak akan berpikir sendiri, dan mengambil keputusan atas dasar nasihat dan pemikirannya bukan atas keterpaksaan karena merasa di intervensi oleh orang tua.


Keempat, pendidikan dengan pengawasan. Cara ini menekankan peran orang tua sebagai pengontrol kegiatan anak. Bukan berarti kita mengatur anak harus berkegiatan A, B, C, dan D. Tetapi mengontrol kegiatan anak, khususnya di lingkungan pergaulannya. Sebagai orang tua, harus tau kegiatan anak apa saja setiap harinya.


Teman-temannya bagaimana, pergaulannya seperti apa, kemana saja dia pergi kalau libur sekolah. Jangan sampai orang tua tidak tau apa yang dilakukan anaknya diluar sana. Bukan membebaskan, bukan mengekang anak. Biarkan saja dia memilih kegiatan yang dia  sukai. Asal dalam menjalani kegiatan tersebut ada batasannya. Misalnya anak harus pulang tepat waktu. Disini tetap ada nilai kedisiplinan, kejujuran, dan keterbukaan.


Dan terakhir, pendidikan dengan sanksi. Mungkin hal ini jarang dilakukan orang tua. Namun ini cukup efektif. Dengan menggunakan cara tersebut melatih anak untuk berkomitmen dan bertanggung jawab. Bisa  dibuat peraturan dirumah, bangun tidur jam 5 pagi bagi yang telat harus membersihkan kamar mandi sebelum berangkat sekolah.


Atau tidak langsung main sepulang sekolah, harus pulang tepat waktu jika tidak ada kegiatan lain di sekolah jika dilanggar maka uang saku dipotong 50% selama 3 hari. Dengan begitu, anak tidak berbuat seenak dengkulnya karena dirumah ada aturan mainnya. Aturan jika dilanggar yaa ada sanksinya, tentu sanksinya harus yang bermanfaat, memberikan pelajaran, dan mengasah kedisiplinan serta tanggung jawab mereka.




@imardalilah


Leave a Reply