Ibu dan Ayah ku tercinta, ternyata hidup ini sulit jika tidak dijalani dengan keimanan. Keimanan itu sendiri sulit untuk ku pertahankan. Begitu banyak angin yang menerpa, begitu banyak hal yang berusaha menggoyahkannya.

Ayah dan Ibuku sayang, aku tau aku telah melakukan kesalahan terbesar dalam hidupku. Angin dan hal-hal yang berusaha menggoyahkan keimananku sedikit banyak sukses. Kesalahanku pun terjadi beberapa kali. Aku berusaha untuk tidak lagi lakukan itu. Tapi keimananku selalu goyah, ternyata aku rapuh tanpa mu, Ibu. Aku kosong tanpa mu, Ayah.

Aku tak akan pernah bosan untuk berusaha demi kalian. Asal kalian meridhoi setiap amar ma'ruf-ku, aku yakin Allah pun begitu. Aku tak mau berandai-andai karena aku tau kalian sudah tidak disisi-ku lagi. Tapi percayalah, kalian selalu ada dihatiku sampai aku ke liang lahat menyusul kalian. Insya Allah.

Duhai Ibu dan Ayah yang aku banggakan, aku janji aku akan bawa nama kalian. Aku akan bermanfaat bagi banyak orang, aku akan menjadi kebanggaan kalian. Aku tidak ingin keluarga kita dipandang sebelah mata. Aku akan buktikan pada kalian bahwa aku bisa dan kalian tak akan pernah menyesal telah merawat dan mendidik aku.

Terima kasih tak terhingga atas semua yang telah kalian berikan padaku. Kalian berikan aku ilmu agama yang itu sangat aku butuhkan untuk menjalani kehidupan ini. Ilmu tersebut menjadi bekal-ku menjalani kehidupan fana ini. Kehidupan yang tak mudah untuk dilalui dan dijalani. Kehidupan ini bagai peperangan dan aku harus pulang membawa kemenangan.

Aku merasa sangat beruntung terlahir dari rahim seorang ibu seperti engkau, Bu. Aku merasa sangat beruntung mendapatkan didikan dari seorang Ayah yang berwibawa seperti engkau, Yah. Sungguh, aku ridho, aku ikhlas atas kehendak Allah memanggil kalian secepat ini. Aku yakin, ini adalah salah satu rencana Allah yang indah untuk kita, khususnya aku.

Perjalanan yang tak kurang dari 11 tahun tanpa kalian disisiku menempa aku menjadi pribadi yang mandiri. Ya sangat subyektif karena itu penilaianku sendiri. Allah memperjalankan aku hingga aku temukan puzzle-puzzle kehidupan yang satu per satu mesti ku susun lalu ku cari kembali dan ku susun lagi hingga puzzle tersebut lengkap. Menjadi satu kesatuan kisah hidupku yang sangat istimewa.

Ucap syukurku kepada Allah karena aku dipandaikan-Nya dalam perjalanan, menjawab teka-teki “Kenapa Engkau memanggil orang tuaku secepat ini, Rabb?”. Perlahan namun pasti aku sadar apa hikmah dari semua ini, insya Allah aku mengerti apa mau Allah dengan menetapkan qadarnya yang begini padaku.

Wahai Tuhan semesta alam, kabarkan kabar mereka kepadaku. Jika do’a-do’a yang selama ini aku iringi dirasa kurang, akan aku tingkatkan. Jangan biarkan mereka menanggung beban atas dosa-dosaku. Tapi jika aku bisa menanggung dosa-dosa mereka, biarlah aku yang menanggung. Aku rasa itu saja tak cukup untuk membalas apa yang mereka berikan padaku selama 9 bulan dalam kandungan,  12 tahun merawatku, mendidikku dan mengasihaniku.

Insya Allah, kedua orang yang sangat aku cintai didunia ini, do’a ku selalu mengiringi kalian. Aku yakin dan sangat yakin, pencapaianku hingga detik ini berada dititik ini adalah juga atas do’a-do’a kalian selama hidup. Jika Allah mengizinkan aku sukses, aku tidak akan sombong atau sok. Aku ingin tetap tawadhu, ingat asalku, ingat ayah ibu kakak saudara teman juga guru-ku. Semua, semua yang pernah aku kenal, semua orang yang mengenal aku.

Semoga kalian, orang tuaku yang begitu aku rindukan, diampuni segala dosanya, dilapangkan kuburnya, diringankan hisabnya, dan digolongkan serta dikumpulkan dalam golongan orang-orang yang beriman dan bertaqwa pada Allah semata serta termasuk ke dalam golongan orang-orang yang lurus dan Allah ridhoi.

Semoga Ibu dan Ayah selalu meridhoi setiap langkahku dalam jalan kebenaran. Ayah dan Ibu, inilah cita-cita kalian. Aku melakukan apa yang kalian inginkan dan itu menjadi tujuan hidupku saat ini.



Salam kangen dari Anak bungsumu
Semoga Allah pertemukan dan mengumpulkan keluarga kita di surga-Nya kelak




One Response so far.

Leave a Reply