Posted by Imar in
on
-
Ilmu laksana cahaya dalam kegelapan. Ianya menerangi manusia
dalam mengarungi kehidupan yang penuh dengan tipu daya. Sesiapa yang tidak
berilmu, maka ia laksana berjalan dalam lorong yang gelap. Ia tak tau bagaimana
kondisi jalan dilorong tersebut. Berlubangkah? Kotorkah? Licinkah? Atau jalanannya
mulus? Ia tak tau karena tak bisa melihatnya.
Terbayangkah oleh kita bagaimana rasanya berjalan dalam
kegelapan? Sedang kita tidak tau kondisi jalan yang kita tapaki? Kita bisa saja
terjatuh, terpeleset, terbentur dinding atau benda lainnya yang sama sekali
tidak bisa kita lihat. Sangat mungkin kita merasakannya berkali-kali.
Namun coba bayangkan jika dalam kegelapan tersebut ada sebuah
lilin yang menyala. Lilin yang apinya tak seberapa besarnya bisa menyelamatkan
kita dari marabahaya yang dapat menimpa kita kapanpun dilorong tersebut. Dengan
lilin tersebut kita bisa berjalan lebih cepat, kita bisa menghindari
marabahaya. Bukankah lebih cepat sampai ke tempat tujuan?
Itu hanya satu lilin. Bayangkan kembali jika ada sepuluh
bahkan seratus lilin, apa yang terjadi? Lilin-lilin tersebut berada dipinggiran
lorong, berbaris rapi membentuk satu kesatuan yang indah. Jika dengan satu
lilin kita bisa berjalan dengan lebih cepat dan menghindari marabahaya, maka
dengan seratus lilin kita bisa berlari sekencang mungkin dan menyiapkan diri
dengan marabahaya yang ada didepan sana.
Kita bisa implementasikan perumpamaan tersebut dalam
kehidupan sehari-hari. Jika kita memiliki satu ilmu, kita bisa bawa ia
kemanapun. Dengan satu ilmu yang kita miliki, kita bisa menghasilkan uang. Dengan
kita memiliki satu ilmu, bahaya tentang sesuatu yang berkaitan dengan ilmu yang
kita miliki bisa kita hindari. Layaknya seperti satu lilin, sinarnya hanya bisa
dinikmati sedikit orang saja.
Bayangkan jika kita memiliki seratus ilmu. Berapa banyak
orang yang bisa kita terangi? Berapa banyak orang yang bisa kita sinari,
berikan cahaya dalam kegelapan? Tentu lebih banyak dibandingkan satu ilmu. Dengan
seratus ilmu, kita juga bisa menghasilkan uang yang lebih banyak dan lebih
cepat. Dengan seratus ilmu malah kita bisa mengantisipasi bahaya, bukan lagi
sekedar menghindar dari bahaya.
Bukan sekedar berapa banyak ilmu yang kita miliki, berapa
banyak ilmu itu menghasilkan uang, berapa banyak ilmu itu bisa dijadikan alat
untuk mengantisipasi bahaya. Tapi berapa banyak orang yang merasakan manfaatnya
dari ilmu yang kita miliki?
Sayang seribu sayang. Sudah mah kita punya ilmu tidak
seberapa, tidak menghasilkan uang, tidak bisa mengantisipasi bahaya, tidak
bermanfaat pula. Ada juga yang mentalnya masih miskin. Ilmu maunya gratisan. Suatu
yang berharga itu ada harganya, ada nilainya. Harga pengorbanan, yaaa nilai
perjuangan.
Jika untuk memperkaya ilmu saja kita sungguh pelit na’udzubillah,
bagaimana atuh bisa cepat kayak roket meluncurnya? Bagaimana atuh bisa
memberikan manfaat untuk orang lain? Wong untuk memperkaya diri sendiri saja
bakhil (pelit bin kikir bin Qorun). Bukan ilmu yang butuh kita, kita yang butuh
ilmu.
Sudahlah, jangan lagi bilang ilmu itu mahal, tempatnya jauh, ga
ada uang. Kalau alasan terus yang kita munculkan, bagaimana Allah mau kasih solusi buat kita? Kitanya aja
MALAS !
Ibarat jemput jodoh kita tuh gesit, bukan pleyak pleyek kayak
bencong (oups, sorry). Bukan ngerengek-rengek kayak anak kecil. Kalau kayak
gitu ya keduluan orang lain. Kalau hidup
kita masih gini-gini aja, coba cek sudah berapa banyak ilmu yang dituntut mulai
dari buaian hingga detik ini? Sudah berapa
rupiah yang dikeluarkan untuk membeli ilmu? Silakan hitung, sejujur-jujurnya.
Ilmu bisa didapat dimana saja. Terlebih sekarang zaman
modern, bukan lagi zaman Megalitikum. Kita ke warnet bayar tiga ribu perak aja
dapet tuh ilmu seabrek, download ceramah-ceramah, motivasi, banyak lah. Jangan ke
warnet nonton yang engga-engga. Beli juga buku-buku pengetahuan.
Mulai hari ini, berjanjilah pada diri sendiri untuk menuntut
ilmu yang bermanfaat. Dimanapun akan didatangi, berapapun akan dibayar. Ilmu itu
investasi dunia akhirat. Ingat apa saja amal yang tak terputus apabila manusia
mati? Ya, salah satunya ilmu yang bermanfaat.
Blog Archive
-
▼
2014
(102)
-
▼
Januari
(28)
- Silakan Merokok
- Beranilah Untuk Membunuh
- Vox Populi Vox Dei
- Cara Menjadi Orang Yang Beruntung
- Ngenyein
- Gara-Gara Elo
- Seperti Mencintai Tapi Ternyata Tidak
- Solusi Komprehensif Banjir Jakarta
- Solusi Banjir Jakarta (Part 2)
- Solusi Banjir Jakarta
- Leadership
- Awal Menentukan Akhir
- Media Penggiring Opini Publik
- Saya Ga Tau Diri
- Ini Kata Impian-mu
- Ilmu
- Rapatkan Barisan Raih Kemenangan
- Surat Untuk Ibu dan Ayah
- Siti Sarah Masa Kini
- Persiapan Pernikahan
- Cinta, Cemburu, dan Jodoh
- Memperbaiki Diri Ala Aa Gym
- PEMILU
- Jodoh Pasti Bertemu
- Sandal
- Disiplin
- Jodohmu Ada Di Sekitarmu
- Re-Solusi
-
▼
Januari
(28)
Mengenai Saya
Diberdayakan oleh Blogger.
Alhamdulillah :-)