Alhamdulillah hari ini bisa bersilaturahim kembali dengan adik-adik kelas saya yang kece-kece, hehe. Jumlahnya Alhamdulillah yaaa bertambah, ga nyangka. Silaturahim itu sangat perlu, biar ga asik dengan dunia sendiri. Memperpanjang umur, rezeki, dan katanya dari silaturahim bisa juga dapet jodoh loh :D

Tingtong sudah pukul 21.00, sudah malam dan harus segera pulang karena masing-masing masih punya kegiatan esok hari.

Sudah tiga per empat perjalanan dan ternyata macet. Ternyata karyawan pulang kerja. Kirain ga akan lama macetnya. Ga taunya hampir satu jam kena macet. Dalam kondisi seperti itu terlihat sekali ‘aslinya’ orang-orang.

Saya sering sekali kena macet dijalan tersebut. Untungnya tadi bukan dari kantor atau kampus, jadi ga begitu capek menghadapi kondisi macet yang bikin hopeless. Penyebab kemacetan sepertinya sama ya dimanapun yaitu tidak disiplin.

Coba kalau angkot disiplin ngetemnya dipinggir jalan. Angkot dan pengendara lain mau sabar, ga nyerobot jalan sebelahnya. Para pedagang pinggir jalan mau untuk agak lebih ke pinggir. Tidak terlalu menjorok ke aspal jalan.

Sungguh kondisi yang sangat crowded. Ditengah kemacetan seperti itu pengendara sepeda motor yang muak dan tidak sabar membunyikan klaksonnya. Bersamaan dan lama sekali. Memang dengan begitu jalanan jadi lancar? Bukannya malah bikin orang makin emosi?

Sudah jalanannya rusak, becek, banyak mobil truk. Karena ketidakdisiplinan satu dua pihak, banyak orang yang jadi korban. Karyawan di pabrik lain jadi terlambat, pengguna jalan pun terlambat sampai rumah atau sampai tujuan lainnya, mobil pengantar barang-barang pun jadi terlambat.

Coba bayangkan berapa banyak bensin yang ‘keluar’ karena kemacetan tersebut? Belum tenaga, emosi, dan waktu yang paling penting. Udah ga disiplin ditambah ga sabar. Makin parah. Masing-masing pengen jalan duluan, kebagian jalan duluan. Ga peduli orang yang didepan, belakang, samping kiri kanannya gimana.

Dalam kehidupan, banyak juga orang yang seperti itu. Egois, mementingkan diri sendiri. Yang penting dia menang, mau orang lain sakit kek, tersungkur kek. Coba setiap orang cerdas, memiliki kedisiplinan tinggi. Ga akan rugi bareng-bareng. Lebih baik menunggu 5-10 menit kan daripada kena macet yang berjam-jam?

Kondisi yang crowded seperti itu pasti saling menyalahkan. Salah si ini lah, itu lah. Ini juga yang bisa diambil pelajaran. Koreksilah ke dalam diri sendiri, bukan menyalahkan orang lain dan lingkungan. “Ini sih salah pemerintah jalannya rusak, ini mah salah angkot ngetem ditengah, ini salah motor maen serobot aja, ini salah yang jualan dipinggir jalan, ini salah pabrik nih karyawan keluar jam segini, ini salah orang yang pada jemput nih parkir sembarangan”.

Fokus pada apanya yang salah bukan siapa yang salah, kemudian perbaiki. Kebanyakan kita mencari yang salah. Pada saat masalah datang sibuk menyalahkan “gara-gara si itu saya jadi begini”. Padahal simple solusinya, NGACA !

Ga sedikit juga orang yang ga disiplin merugikan banyak pihak. Gara-gara nunggu teman satu dua jam, akhirnya kehilangan kesempatan. Maka sangat penting memiliki sikap disiplin agar tak merugikan orang lain dan juga milikilah kesabaran. Saat macet saya memilih sabar, kalaupun nglakson ga akan jalan terbuka lebar untuk saya. Sabar itu tiada batas namun kita yang membatasi.



@imardalilah

One Response so far.

  1. Terima kasih sudah berkenan mengingatkan
    Semoga kita semua mulai saat ini berdisiplin dalam hal apapun :-)

Leave a Reply