Sandal jepit yang dijual di warung-warung itu sering sekali
dilihat sebelah mata. Dibilang ga keren,
kampungan, murahan, ga gaul, ga BANGET
! Dari sandal jepit yang harganya ga nyampe Rp. 10.000 itu bisa diambil
pelajaran loh. Saya ambil generalnya aja ya, sandal.
Sandal, harganya berapapun pasti di pakainya di kaki, diinjek.
Mau sandal harganya Rp.100juta pun saya yakin, haqqul yaqin tuh sandal pasti
dipakai di kaki dan diinjek. Ga akan dipakai di kepala saking mahalnya.
Beda dengan Peci, semurah apapun harganya pasti dipakai kepala. Itulah adil, menempatkan
sesuatu pada tempatnya, sesuai potensi dirinya. Adil itu bukan menyamaratakan.
Sandal mah ga akan marah dia diinjek-injek oleh manusia,
walaupun harganya selangit. Dari pakaian yang dikenakan, sandal bukanlah bagian
yang mencolok, yang menjadi pusat perhatian orang lain. Padahal jika dilihat
dari fungsinya sangat berperan untuk manusia.
Sandal, melindungi kaki dari benda-benda tajam yang dapat
menyakiti dan merusak kaki manusia. Menjaga dari panasnya tanah dan aspal yang
terkena sinar matahari. Tapi apakah dia pernah mengeluh? TIDAK !
Kita dapat mengambil pelajaran dari sandal. Sandal berapapun
harganya, sebagus apapun modelnya, motifnya, dia akan tetap melaksanakan fungsi
dirinya, tugasnya sebagai sandal. Mau dia kelihatan atau tidak oleh orang lain,
dia akan tetap melaksanakan fungsi dirinya.
Sekalipun dia dibandingkan dengan peci yang harganya dibawah
dia, dia tidak akan cemburu terhadap peci. Karena sandal tahu fungsi dirinya
apa. Dia fokus menjalankan apa yang sudah menjadi kewajibannya, tugasnya.
Maka kita sebagai manusia sudah semestinya seperti itu.
Fokus pada kewajiban dan tugas kita, tidak envy terhadap orang lain. Allah
sudah menetapkan fungsi diri manusia yaitu menjadi khalifah fil ardh. Jadi,
lakukan tugas dan kewajiban itu sebaik mungkin. Ga usah ‘liat’ malaikat yang
bisa beribadah full tanpa godaan, tanpa hawa nafsu.
Manusia juga sering kan fokus pada orang lain "Rumput Tetangga Lebih Hijau". Padahal mah belum tentu, bisa jadi rumputnya sintetis kayak di iklan itu tuh, hehe. Syukuri apa yang sudah kita miliki, pasti nikmat Allah yang lain terlihat oleh kita.
Orang yang ingkar akan nikmat Allah itu ga bisa ngeliat nikmat Allah yang lain. Karena keingkarannya itu sudah menutupinya. Makanya Allah berfirman "Kalau kamu bersyukur, pasti Aku tambah. Tapi kalau kamu ingkar, azab-Ku sangat pedih".
Makhluk Allah yang paling sempurna adalah manusia, bukan malaikat
apalagi setan dan iblis. Karena didalam diri manusia terdapat unsur baik dan buruk. Manusia itu sendiri yang menentukan akan menjadi manusia baik atau buruk. Namun sering manusia merasa bahwa mereka adalah
makhluk yang ga sempurna. Menurut saya, kesempurnaan manusia itu terletak dari
ketidaksempurnaannya.
Supaya manusia menjadi sempurna Allah memerintahkan untuk menikah agar saling melengkapi, hehe. Itu juga bisa diambil dari si sandal kan?
Sejelek apapun modelnya, semurah apapun harganya, sandal pasti punya pasangan.
Masa kita kalah sama sandal? Hehe...
@imardalilah
Blog Archive
-
▼
2014
(102)
-
▼
Januari
(28)
- Silakan Merokok
- Beranilah Untuk Membunuh
- Vox Populi Vox Dei
- Cara Menjadi Orang Yang Beruntung
- Ngenyein
- Gara-Gara Elo
- Seperti Mencintai Tapi Ternyata Tidak
- Solusi Komprehensif Banjir Jakarta
- Solusi Banjir Jakarta (Part 2)
- Solusi Banjir Jakarta
- Leadership
- Awal Menentukan Akhir
- Media Penggiring Opini Publik
- Saya Ga Tau Diri
- Ini Kata Impian-mu
- Ilmu
- Rapatkan Barisan Raih Kemenangan
- Surat Untuk Ibu dan Ayah
- Siti Sarah Masa Kini
- Persiapan Pernikahan
- Cinta, Cemburu, dan Jodoh
- Memperbaiki Diri Ala Aa Gym
- PEMILU
- Jodoh Pasti Bertemu
- Sandal
- Disiplin
- Jodohmu Ada Di Sekitarmu
- Re-Solusi
-
▼
Januari
(28)
Mengenai Saya
Diberdayakan oleh Blogger.
Alhamdulillah ^_^