Posted by Imar in
on
-
Malam Ahad ini saya ketemu sahabat
seperjuangan, hehe. Salah satu dari mereka adalah orang yang sangat berjasa
dalam hidup saya dan teman-teman saya. Kami berlima, saya wanita sendiri dan
sisanya pria, hehe. Mungkin sudah nasib saya yaa cantik sendirian dan jadi
rebutan, hahaha *gubraGGG* Emangnya sisa-sisa kue yang direbutin semut? :p
Well, dalam bergaul ga boleh
pilah pilih yaaa. Sekalipun punya teman preman, ga masalah. Why not? Siapa tau
teman kita yang preman itu bisa kita ajak ke jalan kebaikan. Yang mau protes
sana ngajuin ke pengadilan negeri aja :p
Saya ga akan cerita tadi
ngapain aja. Itu mah rahasia Negara, hahaha. Ada satu hal yang menarik menurut
saya saat saya solat Maghrib berjama’ah di masjid sekitar situ. Saya sampai ‘TKP’
pas banget adzan Maghrib. Segeralah saya menuju masjid sekitar dan mengambil
air wudhu. Seperti masjid lainnya, kalo maghrib jama’ahnya lebih banyak. Hoho…
Antrian ditempat wudhu
lumayan penuh. Setelah berdesak-desakan ditempat wudhu, bergegaslah saya ke
dalam masjid supaya ga ketinggalan solat berjama’ah. Pas nyampe didalem, tetoooooot
penuh banget tempat wanita–nya. Ibu-ibu, remaja, bahkan anak-anak yang lagi
nunggu ‘giliran’ mukena pada numplek dibelakang shaf. Walhasil saya bingung
solat dimana.
Saya perhatikan sekitar,
shaf-nya renggang binti ga rapat. Yang pada nunggu giliran berisik, malah
ngobrol. Belum lagi anak-anak berisik juga. Duh ini masjid apa pasar? Kok sama
sih dengan masjid dikampus? *eh curhat, hehe.
Saya menuju ruangan lebih
dalam lagi untuk mencari tempat solat. Saya kira ada yang kosong ternyata shaf
belakang penuh sama para wanita yang menunggu giliran tadi. Pikir saya kenapa
mereka ga bawa mukena aja sih? Akhirnya saya balik lagi mencari ‘lapak’ yang
kira-kira bisa saya tempati dan hasilnya masih nihil. Lalu saya putuskan untuk
menunggu solat berjama’ah selesai dan mengikhlaskan ga solat jama’ah.
Pada saat saya berdiri dan
hendak duduk, baru aja naro tas eh ada ibu-ibu yang ‘sadar’ diri. Dia pergi
meninggalkan tempatnya menunggu giliran. Padahal saya ga niat mengusir, ga niat
solat ditempat itu. Cuma mau ikut nunggu giliran kayak wanita yang lain. Syukurlah
jadi bisa solat berjama’ah.
Singkat cerita, imam
mengucapkan salam tanda solat jama’ah telah selesai. Namun karena saya masbuk,
jadi saya masih tetap melanjutkan solat Maghrib. Saat saya solat dan jama’ah
wanita di shaf depan selesai, seliweran mereka lewat didepan saya yang lagi
solat. Wusss wussss. Rasanya pengen banget bilang “Woy ga liat nih ada orang
yang solat?”
Nah terus ada orang yang
solat disebelah saya. Dia juga masbuk. Kirain dia ikut jama’ah, ga taunya solat
sendirian. Ada beberapa juga ternyata yang solat dalam satu masjid, kondisinya
sedang berjama’ah namun solatnya sendirian.
Dalam kehidupan sehari-hari
pun banyak yang demikian. Kita umat Islam, berada dibawah naungan Islam, shaf-nya
masih renggang. Padahal perintahnya “Lurus dan rapatkan barisan”. Sampe ada kan
suratnya dalam Al Qur’an, As Shaff.
Dalam solat aja barisan kita
masih renggang, ga lurus. Yaa pantaslah kita sulit bersatu menyatukan kekuatan.
Hal tersebut mempermudah kita dihasut pihak lain. Maka lurus dan rapatkan
barisan, sehingga kita bisa mendapatkan kemenangan (Al Fath). Baca yaa Surat As Shaff dan Al Fath.
Kita juga sering melihat
orang-orang yang berada dalam satu barisan, dalam satu kepemimpinan, karena ga
sabar mengikuti imamnya dia memutuskan untuk solat sendiri. Padahal dia masih
berada dalam satu masjid (tempat), satu imam (pemimpin), dan satu tujuan (solat
atau Allah).
Seperti Indonesia saat ini. Kita
seperti diperlihatkan zaman jahiliyah, zaman dimana Rasulullah SAW lahir ke
dunia dan memperjuangkan Islam. Saat Indonesia menjadi negeri jahiliyah, banyak
orang yang tidak peduli, penuh curiga, dan putus asa. Tugas kita sebagai umat
Islam adalah bersatu, masuk dalam barisan dan jangan berpecah belah.
Kejahiliyahan Indonesia saat
ini mesti kita sikapi dengan rasa penuh optimis bukan pesimis. Tunjukkan siapa
dan bagaimana Islam itu. Islam itu Rahmatan Lil’Aalamiin. Gimana mau dibilang
rahmat semesta alam kalo umatnya aja dakwah pake cara kekerasan (maksa), ga
punya toleransi, prasangka buruk, dan lain sebagainya.
Kita buktikan dengan karya,
dengan perbuatan. Bukan dengan adu mulut, adu debat pendapat mazhab ini itu,
BUKAN ! Rasulullah sudah mencontohkan, sudah seharusnya kita meneladani. Perubahan
yang besar dimulai dari perubahan yang kecil. Darimana? Yaa diri sendiri. Kalo kita-nya
aja ga berubah, gimana Indonesia bisa berubah?
Saatnya kita bertindak !
Kalo kamu bukan bagian dari solusi, maka kamu bagian dari masalah !
@imardalilah
Blog Archive
-
▼
2014
(102)
-
▼
Januari
(28)
- Silakan Merokok
- Beranilah Untuk Membunuh
- Vox Populi Vox Dei
- Cara Menjadi Orang Yang Beruntung
- Ngenyein
- Gara-Gara Elo
- Seperti Mencintai Tapi Ternyata Tidak
- Solusi Komprehensif Banjir Jakarta
- Solusi Banjir Jakarta (Part 2)
- Solusi Banjir Jakarta
- Leadership
- Awal Menentukan Akhir
- Media Penggiring Opini Publik
- Saya Ga Tau Diri
- Ini Kata Impian-mu
- Ilmu
- Rapatkan Barisan Raih Kemenangan
- Surat Untuk Ibu dan Ayah
- Siti Sarah Masa Kini
- Persiapan Pernikahan
- Cinta, Cemburu, dan Jodoh
- Memperbaiki Diri Ala Aa Gym
- PEMILU
- Jodoh Pasti Bertemu
- Sandal
- Disiplin
- Jodohmu Ada Di Sekitarmu
- Re-Solusi
-
▼
Januari
(28)
Mengenai Saya
Diberdayakan oleh Blogger.
Good,,,,,, :-)