Katanya jodoh itu ada disekitar kita?
Ya benar, jodoh itu sesungguhnya ada disekitar kita. Coba saja lihat orang-orang yang telah menikah, pasti jodohnya engga jauh-jauh deh. Teman satu komunitas, teman satu perusahaan, teman sekolah dulu, teman dikampus, dan lainnya. Bahkan guru saya bertemu jodohnya via Facebook. Siapa yang menduga?
Jodohmu ada disekitarmu. Artinya jodoh kita tuh ada dalam lingkungan kita. Entah itu perusahaan tempat bekerja, komunitas -baik komunitas alumni, wirausaha, arisan, atau yang lain-, bahkan sosial media. Tandanya kita mesti SILATURAHIM kalau mau dapet jodoh.
Katanya jodoh itu ga kemana, iya tapi kalau ga kemana-mana gimana mau dapet jodoh?
Saya menyebutnya dengan menjemput jodoh. Kenapa bukan mencari? Kata guru saya kalo mencari itu belum tentu jodohnya udah ada. Nah kalo menjemput berarti jodohnya udah ada. Kenapa mesti dijemput? Kalo ga dijemput nanti bisa-bisa diserobot orang lain, hehehe.
Menjemput jodoh jangan sampai salah umpan dan salah kolam. Mau jemput jodoh kelas PAUS eh umpannya cacing atau ikan teri terus mancingnya di sungai. Bodoh itu namanya. Kok bisa begitu? Karena ga tau ilmunya, jadi asal jalan. Keinginan dengan kepantasan ga sesuai.
Contohnya gini deh, mau jodohnya pengusaha yaa gabunglah dengan komunitas pengusaha. Jangan sampai pengen jodoh pengusaha tapi ga pernah keluar rumah, sekalinya keluar rumah cuma buat beli indomie. Kalo kayak gitu yaa dapetnya paling si Brad Pit hansip kampung sebelah.
Jodoh itu ada disekitarmu. Sekarang tentuin mau kriteria seperti apa, bilang sama Allah. Allah kan Maha Kaya, stok-nya pasti banyak. Ga usah takut ga kebagian. Kalo takut ga kebagian artinya ketauhidan kita perlu dipertanyakan tuh. Masa ga yakin sama Allah Yang Maha Kaya? TER-LA-LU !!!
Kalau udah tau kriterianya seperti apa, tinggal cari tuh 'kolamnya'. Namun sebelumnya sudah mempersiapkan umpan. Apa umpannya? Kepantasan diri dong. Apa sih itu? Duh, nanya mulu yaa kayak wartawan.
Misal mau jodoh pengusaha, cobalah belajar tentang wirausaha. Belajar juga tentang pengembangan diri dan ilmu apapun yang bikin kita punya banyak ilmu dan pengetahuan. Intinya sih fokus pada pengembangan diri. Ibarat bunga dia ga perlu tebar pesona supaya kumbang datengin dia. Begitu juga manusia dalam menjemput jodohnya.
Upgrade diri, jadilah orang yang WOW supaya pesona kita tersebar dan si kumbang-kumbang itu deketin kita deh. Hehehe. Jangan malah tebar pesona sama orang yang kita suka, itu namanya (maaf) 'MURAHAN' dan ga yakin sama Allah. Ketauhidannya mesti dipertanyakan lagi tuh.
Kalo udah paham umpan apa yang mesti disiapin, lanjut hunting kolamnya.
Proses penjemputan jodoh itu fokus pada diri sendiri, bukan fokus pada siapa jodoh saya nanti. Siapa itu tergantung ada apa dalam diri kita? Sepokat?
Jangan menuliskan nama seseorang dalam buku impian untuk menjadi jodoh kita. Karena belum tentu doi juga begitu. Kalaupun sama, masa depan tiada yang tau. Hati itu mudah sekali goyah. Rugi jika kita menuliskan nama seseorang padahal rencana untuk menikah masih jauh. Bisa jadi nanti menyesal pada saat bertemu dengan orang yang lebih WOW dibanding orang yang kita tulis tersebut.
Kalau sudah mantaPPP, bagi pria lamarlah wanita tersebut. Bagi wanita, mintalah untuk dilamar. Tak apa, Khadijah istri Rasulullah pun demikian. Disarankan untuk segera meminang agar menjauhi dari bahaya khalwat (baca postingan Mewaspadai Bahaya Khalwat).
Bagaimana jika ikhtiar sudah dilakukan semaksimal mungkin tapi belum juga dipertemukan? Sabar. Hanya itu yang bisa kita lakukan. Sabar itu tidak lesu, tidak lemah, dan pantang menyerah (QS. 3:146). Maksudnya kita teruskan ikhtiar sambil mengevaluasi, mungkin saja itu kesalahan dari diri sendiri. Yakinlah, Allah memberikan segala sesuatu itu tepat waktu (baca postingan Tepat Waktu).
MantaPPPkan ikhtiar langit, iringi dengan ikhtiar bumi. Segala kemungkinan bisa saja terjadi. Jika Allah menakdirkan kita tak berjodoh di dunia, sudah siapkah? Maka daripada itu, luruskan niat menikah karena Allah bukan karena kecintaan kita pada lawan jenis.
@imardalilah
Ya benar, jodoh itu sesungguhnya ada disekitar kita. Coba saja lihat orang-orang yang telah menikah, pasti jodohnya engga jauh-jauh deh. Teman satu komunitas, teman satu perusahaan, teman sekolah dulu, teman dikampus, dan lainnya. Bahkan guru saya bertemu jodohnya via Facebook. Siapa yang menduga?
Jodohmu ada disekitarmu. Artinya jodoh kita tuh ada dalam lingkungan kita. Entah itu perusahaan tempat bekerja, komunitas -baik komunitas alumni, wirausaha, arisan, atau yang lain-, bahkan sosial media. Tandanya kita mesti SILATURAHIM kalau mau dapet jodoh.
Katanya jodoh itu ga kemana, iya tapi kalau ga kemana-mana gimana mau dapet jodoh?
Saya menyebutnya dengan menjemput jodoh. Kenapa bukan mencari? Kata guru saya kalo mencari itu belum tentu jodohnya udah ada. Nah kalo menjemput berarti jodohnya udah ada. Kenapa mesti dijemput? Kalo ga dijemput nanti bisa-bisa diserobot orang lain, hehehe.
Menjemput jodoh jangan sampai salah umpan dan salah kolam. Mau jemput jodoh kelas PAUS eh umpannya cacing atau ikan teri terus mancingnya di sungai. Bodoh itu namanya. Kok bisa begitu? Karena ga tau ilmunya, jadi asal jalan. Keinginan dengan kepantasan ga sesuai.
Contohnya gini deh, mau jodohnya pengusaha yaa gabunglah dengan komunitas pengusaha. Jangan sampai pengen jodoh pengusaha tapi ga pernah keluar rumah, sekalinya keluar rumah cuma buat beli indomie. Kalo kayak gitu yaa dapetnya paling si Brad Pit hansip kampung sebelah.
Jodoh itu ada disekitarmu. Sekarang tentuin mau kriteria seperti apa, bilang sama Allah. Allah kan Maha Kaya, stok-nya pasti banyak. Ga usah takut ga kebagian. Kalo takut ga kebagian artinya ketauhidan kita perlu dipertanyakan tuh. Masa ga yakin sama Allah Yang Maha Kaya? TER-LA-LU !!!
Kalau udah tau kriterianya seperti apa, tinggal cari tuh 'kolamnya'. Namun sebelumnya sudah mempersiapkan umpan. Apa umpannya? Kepantasan diri dong. Apa sih itu? Duh, nanya mulu yaa kayak wartawan.
Misal mau jodoh pengusaha, cobalah belajar tentang wirausaha. Belajar juga tentang pengembangan diri dan ilmu apapun yang bikin kita punya banyak ilmu dan pengetahuan. Intinya sih fokus pada pengembangan diri. Ibarat bunga dia ga perlu tebar pesona supaya kumbang datengin dia. Begitu juga manusia dalam menjemput jodohnya.
Upgrade diri, jadilah orang yang WOW supaya pesona kita tersebar dan si kumbang-kumbang itu deketin kita deh. Hehehe. Jangan malah tebar pesona sama orang yang kita suka, itu namanya (maaf) 'MURAHAN' dan ga yakin sama Allah. Ketauhidannya mesti dipertanyakan lagi tuh.
Kalo udah paham umpan apa yang mesti disiapin, lanjut hunting kolamnya.
Proses penjemputan jodoh itu fokus pada diri sendiri, bukan fokus pada siapa jodoh saya nanti. Siapa itu tergantung ada apa dalam diri kita? Sepokat?
Jangan menuliskan nama seseorang dalam buku impian untuk menjadi jodoh kita. Karena belum tentu doi juga begitu. Kalaupun sama, masa depan tiada yang tau. Hati itu mudah sekali goyah. Rugi jika kita menuliskan nama seseorang padahal rencana untuk menikah masih jauh. Bisa jadi nanti menyesal pada saat bertemu dengan orang yang lebih WOW dibanding orang yang kita tulis tersebut.
Kalau sudah mantaPPP, bagi pria lamarlah wanita tersebut. Bagi wanita, mintalah untuk dilamar. Tak apa, Khadijah istri Rasulullah pun demikian. Disarankan untuk segera meminang agar menjauhi dari bahaya khalwat (baca postingan Mewaspadai Bahaya Khalwat).
Bagaimana jika ikhtiar sudah dilakukan semaksimal mungkin tapi belum juga dipertemukan? Sabar. Hanya itu yang bisa kita lakukan. Sabar itu tidak lesu, tidak lemah, dan pantang menyerah (QS. 3:146). Maksudnya kita teruskan ikhtiar sambil mengevaluasi, mungkin saja itu kesalahan dari diri sendiri. Yakinlah, Allah memberikan segala sesuatu itu tepat waktu (baca postingan Tepat Waktu).
MantaPPPkan ikhtiar langit, iringi dengan ikhtiar bumi. Segala kemungkinan bisa saja terjadi. Jika Allah menakdirkan kita tak berjodoh di dunia, sudah siapkah? Maka daripada itu, luruskan niat menikah karena Allah bukan karena kecintaan kita pada lawan jenis.
@imardalilah
Blog Archive
-
▼
2014
(102)
-
▼
Januari
(28)
- Silakan Merokok
- Beranilah Untuk Membunuh
- Vox Populi Vox Dei
- Cara Menjadi Orang Yang Beruntung
- Ngenyein
- Gara-Gara Elo
- Seperti Mencintai Tapi Ternyata Tidak
- Solusi Komprehensif Banjir Jakarta
- Solusi Banjir Jakarta (Part 2)
- Solusi Banjir Jakarta
- Leadership
- Awal Menentukan Akhir
- Media Penggiring Opini Publik
- Saya Ga Tau Diri
- Ini Kata Impian-mu
- Ilmu
- Rapatkan Barisan Raih Kemenangan
- Surat Untuk Ibu dan Ayah
- Siti Sarah Masa Kini
- Persiapan Pernikahan
- Cinta, Cemburu, dan Jodoh
- Memperbaiki Diri Ala Aa Gym
- PEMILU
- Jodoh Pasti Bertemu
- Sandal
- Disiplin
- Jodohmu Ada Di Sekitarmu
- Re-Solusi
-
▼
Januari
(28)
Mengenai Saya
Diberdayakan oleh Blogger.
Alhamdulillah,,,, :-)