Entahlah apa ini namanya. Setelah jutaan tahun ia menghilang tiba-tiba ia muncul kembali. Apa yang ia mau dariku yang sudah melupakannya jutaan tahun lalu silam. Bagiku ia seperti dinosaurus. Sudah punah dan tidak tahu dimana keberadaan tulang belulangnya kini. Aku tak peduli akan hal itu. Bagiku ia seperti dinosaurus.


Bagiku ia seperti dinosaurus. Tak (mau) berubah. Masih saja sama seperti dahulu. Sedang aku seperti komodo yang beradaptasi dengan modernisasi zaman sehingga aku bertahan hidup hingga sekarang. Mungkin aku juga masuk kategori langka seperi komodo itu.


Dinosaurus punah karena ia enggan beradaptasi dengan kehidupan. Dia juga begitu. Punah dari hatiku, dari kehidupanku, dari angan-anganku, dari cita-citaku karena ia enggan beradaptasi –menyesuaikan diri dengan kehidupan yang selalu menuntut perubahan. Sedang aku seorang yang dinamis, seorang yang selalu ingin berubah, seorang yang selalu inovatif. Tidak ingin ada hal yang sama yang terjadi dalam kehidupan. Tidak ingin itu-itu saja.


Sebenarnya dia sudah punah. Namun kini ia kembali lagi dalam bentuk yang lain, minyak bumi. Ia datang seperti ingin memberikan manfaat padaku. Ia datang seperti tidak memiliki secuil kesalahanpun pada diriku. Ia datang dengan penuh percaya diri bahwa dirinya keren, perkasa seperti dinosaurus. Bagiku ia tetap saja dinosaurus. Mau berubah bentuk seperti apapun.


Dinosaurus itu justru menunjuk padaku bahwasannya akulah dinosaurus. Aku tertawa terbahak-bahak. Masih saja kau membalikkan kata seperti itu. Memang darimana kau bisa menilai aku tanpa kau melihat diriku? Melihat apa yang aku lakukan selama aku memusnahkan dirimu?


Kemudian ia membalas ocehanku. Dia membalikkan kata-kataku yang tadi ku lontarkan padanya. Loh memangnya kau melihat dan tahu akan diriku selama ini? Bukannya kau tak tahu? Berarti kau sama saja bukan?


Aku pun membalas, hei dinosaurus –makhluk yang tidak bisa beradaptasi hingga punah dengan sendirinya. Dengan perlakuanmu selama ini padaku saat kau menghilang dan memutus segala akses-ku padamu karena ada dinosaurus baru-mu itu, itu sudah cukup membuktikan bahwa kau ini dinosaurus. The real dinosaurus. Apa itu kurang untuk membuktikan bahwa kau adalah dinosaurus? Dan saat kau datang kembali padaku apakah itu juga kurang membuktikan bahwa kau memang benar-benar dinosaurus?



Dinosaurus itu terdiam. Lidahnya kelu. Kedua bibirnya saling menempel rapat seperti terkena power glue.  



@imardalilah

Leave a Reply