Posted by Imar in
on
-
Ketika itu aku sedang berdiam diri. Lalu seseorang
menghampiri mengajakku berbincang. Ia mengatakan “Nak, jangan sampai kau
memiliki karena kehilangan.” Tanpa memberiku kesempatan untuk bertanya ia
bergegas pergi dan wussshh seketika hilang dalam kerumunan manusia. Aku pun
hanya tercengang sambil mencari-cari sesosok tadi berharap aku temukan dia. Namun
nihil. Aku pun terdiam, memikirkan kalimat yang aku dengar tadi.
Satu minggu berlalu belum juga aku temukan jawabnya. Hingga suatu
ketika sahabatku bercerita ia sedang bersedih karena kedua orang tuanya
meninggal akibat kecelakaan. Sahabatku mengatakan sebulan lalu ibunya meminta
dia untuk pulang namun karena kesibukannya bekerja di ibukota ia menolak
permintaan ibunya tersebut. Dia, memang seorang workaholic. Sampai-sampai hari
raya pun ia tak pernah pulang kampung dengan alasan banyak pekerjaan. Kini
hanya sesal yang ia dapatkan.
Sesaat aku tersadar ketika ku dengarkan cerita dari
sahabatku. Mungkin ini yang dimaksud seseorang waktu itu “Memiliki karena
kehilangan”. Sahabatku merasakan itu. Ia baru merasa memiliki orang tua, ia
baru sadar bahwa ada orang tuanya yang seharusnya ia kasihi dan sayangi, setelah
ia kehilangan orang tuanya.
Ternyata itu maksud dari “Memiliki karena kehilangan”. Banyak
diantara kita yang baru sadar memiliki sesuatu ketika dia sudah kehilangan
sesuatu itu. Itu menandakan kufur nikmat karena tidak menjaga apa yang sudah
Allah berikan pada kita.
Berapa banyak diantara kita yang baru sadar memiliki sahabat
baik ketika sahabat itu pergi meninggalkan kita? Berapa banyak diantara kita
yang baru sadar memiliki kekayaan yang luar biasa (kesehatan, ketenangan hati,
kelancaran dalam urusan) ketika kita mendapatkan sakit, risau, dan serba sulit
dalam hidup?
Beruntunglah orang yang tidak memiliki karena kehilangan. Beruntunglah
orang-orang yang pandai bersyukur. Bersyukurlah orang yang tepat dalam
menyikapi apa yang ia miliki. Bersyukurlah orang yang tidak ditinggalkan
orang-orang yang ia sayangi dan menyayangi ia karena ia mengabaikannya.
Lihat seberapa banyak yang kita miliki di dunia ini. Jangan sampai
Allah mengambilnya karena kita lalai dalam mengemban amanah pemberian Allah
tersebut. Jadilah orang-orang yang pandai bersyukur. Semoga kita dijauhkan dan
tidak termasuk ke dalam orang-orang yang kufur.
Jika ingin mengetahui seberapa sadar orang-orang memilikimu,
pergilah dari mereka. Jika mereka merasa kehilangan maka tandanya mereka
menyayangimu. Terkadang manusia perlu menyentil manusia lainnya agar dia
tersadar dengan apa yang dilakukannya. Jika itu perlu kita lakukan, lakukanlah.
Agar kita saling belajar dan memberi pelajaran.
Saat Allah berikan kita kesempatan untuk bersilaturahim,
saat kemudahan silaturahim kita miliki, namun apa yang kita lakukan? Kita mengabaikannya.
Peradaban dunia berjalan maju, teknologi memudahkan dan memungkinkan kita. Teknologi
mendekatkan yang jauh namun bagi orang yang BODOH ia menjauhkan yang dekat. Menjadi
bagian yang manakah kita?
Pikirkan jika seseorang pergi meninggalkanmu, bisa jadi itu karena kau perlakukan ia tidak sebagaimana mestinya. Bisa jadi itu karena dirimu sendiri. Sekali lagi, jagalah apa yang kau miliki seperti kau menjaga dirimu sendiri. Jangan sampai kita memiliki karena kehilangan.