Ketika itu aku sedang berdiam diri. Lalu seseorang menghampiri mengajakku berbincang. Ia mengatakan “Nak, jangan sampai kau memiliki karena kehilangan.” Tanpa memberiku kesempatan untuk bertanya ia bergegas pergi dan wussshh seketika hilang dalam kerumunan manusia. Aku pun hanya tercengang sambil mencari-cari sesosok tadi berharap aku temukan dia. Namun nihil. Aku pun terdiam, memikirkan kalimat yang aku dengar tadi.


Satu minggu berlalu belum juga aku temukan jawabnya. Hingga suatu ketika sahabatku bercerita ia sedang bersedih karena kedua orang tuanya meninggal akibat kecelakaan. Sahabatku mengatakan sebulan lalu ibunya meminta dia untuk pulang namun karena kesibukannya bekerja di ibukota ia menolak permintaan ibunya tersebut. Dia, memang seorang workaholic. Sampai-sampai hari raya pun ia tak pernah pulang kampung dengan alasan banyak pekerjaan. Kini hanya sesal yang ia dapatkan.


Sesaat aku tersadar ketika ku dengarkan cerita dari sahabatku. Mungkin ini yang dimaksud seseorang waktu itu “Memiliki karena kehilangan”. Sahabatku merasakan itu. Ia baru merasa memiliki orang tua, ia baru sadar bahwa ada orang tuanya yang seharusnya ia kasihi dan sayangi, setelah ia kehilangan orang tuanya.

Ternyata itu maksud dari “Memiliki karena kehilangan”. Banyak diantara kita yang baru sadar memiliki sesuatu ketika dia sudah kehilangan sesuatu itu. Itu menandakan kufur nikmat karena tidak menjaga apa yang sudah Allah berikan pada kita.

Berapa banyak diantara kita yang baru sadar memiliki sahabat baik ketika sahabat itu pergi meninggalkan kita? Berapa banyak diantara kita yang baru sadar memiliki kekayaan yang luar biasa (kesehatan, ketenangan hati, kelancaran dalam urusan) ketika kita mendapatkan sakit, risau, dan serba sulit dalam hidup?

Beruntunglah orang yang tidak memiliki karena kehilangan. Beruntunglah orang-orang yang pandai bersyukur. Bersyukurlah orang yang tepat dalam menyikapi apa yang ia miliki. Bersyukurlah orang yang tidak ditinggalkan orang-orang yang ia sayangi dan menyayangi ia karena ia mengabaikannya.

Lihat seberapa banyak yang kita miliki di dunia ini. Jangan sampai Allah mengambilnya karena kita lalai dalam mengemban amanah pemberian Allah tersebut. Jadilah orang-orang yang pandai bersyukur. Semoga kita dijauhkan dan tidak termasuk ke dalam orang-orang yang kufur.


Jika ingin mengetahui seberapa sadar orang-orang memilikimu, pergilah dari mereka. Jika mereka merasa kehilangan maka tandanya mereka menyayangimu. Terkadang manusia perlu menyentil manusia lainnya agar dia tersadar dengan apa yang dilakukannya. Jika itu perlu kita lakukan, lakukanlah. Agar kita saling belajar dan memberi pelajaran.


Saat Allah berikan kita kesempatan untuk bersilaturahim, saat kemudahan silaturahim kita miliki, namun apa yang kita lakukan? Kita mengabaikannya. Peradaban dunia berjalan maju, teknologi memudahkan dan memungkinkan kita. Teknologi mendekatkan yang jauh namun bagi orang yang BODOH ia menjauhkan yang dekat. Menjadi bagian yang manakah kita?

Pikirkan jika seseorang pergi meninggalkanmu, bisa jadi itu karena kau perlakukan ia tidak sebagaimana mestinya. Bisa jadi itu karena dirimu sendiri. Sekali lagi, jagalah apa yang kau miliki seperti kau menjaga dirimu sendiri. Jangan sampai kita memiliki karena kehilangan.


@imardalilah

Leave a Reply