Tak seorang pun di dunia ini yang rela haknya diambil begitu saja. Hak adalah sesuatu yang sudah selayaknya didapatkan oleh seseorang tanpa melanggar norma dan hukum yang berlaku. Sebagai warga Negara tentu memiliki haknya yang diakui dan dihormati oleh Negara. 

Negara tentu melindungi hak seseorang. Jika Negara melanggar atau tidak memberikan hak seseorang sebagai warga Negara, orang tersebut memiliki hak untuk menggugat demi mendapatkan haknya kembali.

Selain hak, ada pula kewajiban. Pun sebagai warga Negara kita memiliki kewajiban. Kewajiban ialah suatu hal yang harus dilakukan oleh seseorang sesuai dengan peraturan yang ada. Jika seseorang tidak melaksanakan kewajibannya maka ia patut mendapatkan sanksi atau pun lainnya sesuai hukum yang berlaku.

Hak dan kewajiban ibarat dua sisi logam yang tidak dapat dipisahkan. Jika kita berbicara hak, pun kita mesti berbicara kewajiban. Terlebih jika kita menuntut hak, kita pun harus melihat kewajiban kita sesuai peranan sosial.

Zaman modern seperti ini orang seakan tidak lagi mau berpikir apa kewajiban mereka, apakah kewajiban mereka sudah dipenuhi atau belum. Kita tahu bukan bahwa saat kita mengabaikan dan atau lalai dari kewajiban kita ada hak pihak lain yang kita dzolimi? Misalnya saja kewajiban kita membayar pajak tidak kita laksanakan, maka pembangunan nasional bisa tersendat. Pembangunan infrastruktur tidak berjalan sesuai perencanaan, akhirnya banyak orang yang menderita karena jalanan rusak, banyak terjadi kecelakaan, kemacetan, dan lain sebagainya.

Atau saat kita tidak memenuhi kewajiban kita sebagai hamba Allah yang diwajibkan membelanjakan hartanya untuk membela agama Allah, saat itu pula kita sedang menghancurkan agama Allah. Hak Allah kita abaikan, hak agama Allah kita lalai terhadapnya. Satu perbuatan yang pengaruhnya spiral, berputar terus-menerus, dan sangat besar.

Bayangkan jika semua orang hanya menuntut haknya saja tanpa dia menghisab seberapa banyak kewajibannya yang sudah di ceklist?

Seperti yang sore tadi saya alami dan mungkin banyak pula orang mengalaminya. Saat hendak menuju Jakarta Selatan –tepatnya Cilandak sungguh luar biasa saat saya sampai di Jalan Tb Simatupang kemacetan parah terjadi. Setelah sampai di sumber penyakitnya ternyata kemacetan tersebut terjadi karena pengemudi sepeda motor dari arah Lebak Bulus tidak disiplin, tidak tertib. Saking mereka tak sabarannya, mereka berbondong-bondong memakan lahan jalur sebaliknya. Hingga akhirnya terjadilah kemacetan.

Andai saja para pengemudi itu melaksanakan kewajibannya sebagai pengendara motor, tentu kemacetan itu tak perlu terjadi. Karena mereka menuntut haknya untuk berkendara lancar –agar bisa sampai rumah sesegera mungkin, mereka telah melanggar hak orang lain yang berpikir sama juga tentang haknya –bisa sesegera mungkin sampai dirumah. Hal simple yang tidak simple untuk dilakukan. Tentu kesadaran diri akan hak dan kewajiban baik dirinya ataupun orang lain sangat penting dimiliki setiap orang. Tanpa itu, semua orang hanya memikirkan haknya tanpa menggubris kewajibannya.

Tidak hanya hak manusia lain sebagai makhluk sosial yang banyak di makan oleh kita, namun juga hak manusia sebagai makhluk ciptaan Allah kita makan juga. Dalam beribadah kita hanya tahu rukun iman, rukun islam, ibadah-ibadah mahdoh. Padahal ibadah itu luas, ada ibadah ghoiro mahdoh. Uang gajian tak pernah kita sisihkan untuk bersedekah, berinfak (menafkahkan harta dijalan Allah), anak yatim dan fakir miskin tidak kita kasihi, memberi orang tua kita sisihkan sedikit saja, mengisi kotak amal dengan gambar golok, dls.

Sudah berapa banyak hak orang lain yang tertahan karena kita tidak melaksanakan kewajiban kita? Sebagai makhluk sosial kita memiliki banyak peran. Ada hak orang lain yang ada dalam diri kita, misalnya saja menyisihkan waktu untuk orang tua/keluarga ditengah kesibukan kita –entah bekerja, menuntut ilmu, dan lainnya, sebagai teman dan atau sahabat kita memiliki kewajiban untuk bersilaturahim, dan lainnya.

Sudahkah kita berikan hak orang lain yang ada dalam diri kita hari ini? Atau kita sibuk menghitung hak-hak kita yang tidak kita dapatkan lalu mengeluh, merongrong, meraung, meminta hak kita ditunaikan oleh yang bersangkutan?


Ingat, jangan pernah protes jika hak kita tertahan karena kita belum melaksanakan kewajiban kita. Laksanakanlah kewajiban kita sebaik mungkin, sudah pasti hak kita mudah kita dapatkan. Mulai dari yang kecil, mulai dari diri sendiri, dan mulai dari sekarang. Perubahan yang besar terjadi karena kita melakukan langkah-langkah yang kecil. Jarak seribu kilometer bisa kita lalui karena kita melangkah selangkah demi selangkah.


@imardalilah
WA 0888-0996-9604

Leave a Reply