Tuhan terima kasih atas segala yang Kau berikan padaku
hingga detik ini.
Terima kasih Kau berikan raga yang sehat, jiwa yang kuat, keluarga yang penuh dengan kasih sayang dan lingkungan yang luar biasa.
Terima kasih Kau berikan raga yang sehat, jiwa yang kuat, keluarga yang penuh dengan kasih sayang dan lingkungan yang luar biasa.
Tuhan terimakasih Kau jadikan aku orang yang beruntung,
terimakasih Tuhan.
Tuhan terima kasih atas kesempatan yang Kau beri, kesempatan
yang tak bisa dibeli dengan apapun, pengalaman yang amat mahal.
Tuhan terima kasih Kau panggil orang tua ku Sembilan tahun
lalu, terima kasih.
Aku tahu Tuhan, Kau selalu punya rencana indah untukku walau dimataku itu tak indah sama sekali.
Terimakasih Tuhan, Kau jadikan aku orang yang tak begitu
pintar sehingga aku bisa menerima ilmu-Mu setiap saat. Tuhan terima kasih Kau arahkanku pada jalan-Mu.
Terimakasih Kau tarik aku dari dunia gelap itu, terimakasih Kau pertemukan aku dengan orang yang membawaku ke tempat-Mu.
Terimakasih Kau tarik aku dari dunia gelap itu, terimakasih Kau pertemukan aku dengan orang yang membawaku ke tempat-Mu.
Tuhan terimakasih Kau lahirkan aku dalam keluarga yang tak
kaya, sehingga aku bisa mengkayakan keluargaku. Tuhan terima kasih atas ujian dan cobaan yang Kau berikan,
berkat hal itu aku kini menjadi pribadi yang lebih kuat.
Tuhan terimakasih Kau pertemukan aku dengan orang-orang yang
merendahkanku, menghinaku, memanfaatkanku. Dari itu semua aku bangkit dan
membalas dengan kesuksesan yang kini kuraih.
Tuhan terimakasih Kau berikan suudzonisme dalam diriku. Dari
hal itu aku belajar mengerti orang, aku belajar sabar, aku mengerti bagaimana
dinilai tak sesuai dengan kondisiku.
Tuhan tidak mungkin aku bangkit tanpa aku tersungkur. Tidak
mungkin aku kaya jika saat ini aku kaya, aku kaya karena sebelumnya aku miskin. Tidak mungkin Tuhan aku benar jika aku tidak berbuat salah. Tidak mungkin Tuhan
aku bahagia jika aku tidak pernah menangis. Dan tidak mungkin Tuhan aku berada
dipuncak tangga tanpa aku tapaki satu persatu anak tangga.
Tuhan, terima kasih atas semua yang Kau berikan padaku. Aku
baru sadar Tuhan bahwa itu semua memang rencana-Mu yang amat indah untukku. Aku
baru sadar Tuhan bahwa itu yang aku butuhkan, bahwa semua itu adalah jawaban
doa-doaku setiap aku bersujud pada-Mu dan mengangkat kedua tanganku berharap
Kau cepat kabulkan keinginanku.
Oh Tuhanku yang Maha Cerdas, cara-Mu menyayangiku membuat
aku me-review dan me-rewind kehidupanku dulu yang selalu suudzon pada-Mu, yang selalu
menyalahkan-Mu, yang tak pernah menomor satukan Engkau. Cara-Mu indah sekali,
Tuhan. Mata ini berkaca-kaca mempelajari arti dari peristiwa yang Kau berikan
dalam tiap detik kehidupanku.
Tuhan terima kasih Kau jadikan aku manusia yang lama
mengerti maksud-Mu dengan cara-Mu itu. Dengan begitu aku belajar sendiri, aku
mencari sendiri, dan akhirnya semua itu berbekas dihatiku.
Entah apalagi yang harus aku ucap pada-Mu Tuhan. Rasa terima
kasih apalagi? Kau terlalu banyak memberikan itu semua, Tuhan. Kau Maha baik,
Kau Maha Pengasih, Kau Maha Penyayang. Dari-Mu aku belajar ketulusan, dari-Mu aku belajar menjadi
pribadi yang dermawan, dari-Mu aku belajar kebaikan. Kau segalanya Tuhan,
untukku.
Puluhan tahun aku baru sedikit mengenal-Mu dan aku langsung
jatuh cinta pada-Mu. Apalagi jika aku lebih lama mengenal-Mu, pasti aku
tergila-gila pada-Mu.
Izinkan aku berkenalan lebih jauh dengan-Mu. Izinkan aku
lebih dalam mengenal-Mu. Izinkan aku lebih dekat dengan-Mu. Tidak ada hal lain
yang lebih indah selain Kau Tuhan. Segala puji untuk Engkau, Tuhan yang Maha
Kaya.
Tuhan, banyak yang merasakan Engkau itu begitu baik, aku juga
merasakannya. Kau itu tidak egois. Kau Tuhan Yang Maha Esa namun mengajarkan
pada kami bagaimana berbagi dengan sesama, yang itu kau hitung ibadah juga.
Luarrrr biasa.
Pujian apalagi yang harus ku ucap dari lisan ini ? Sedang
seumur hidupku pun dipakai untuk berterima kasih pada-Mu rasanya tak akan pernah cukup.
Sedang seumur hidupku jika dipakai untuk sujud pada-Mu itu pun tak akan pernah cukup.
Tuhan terima kasih awal aku berkenalan dengan-Mu, aku
niatkan agar aku cepat kaya, cepat pintar, lancar urusan kehidupanku, dan
kepentinganku lainnya. Dari hal itu aku belajar bahwa seharusnya aku berkenalan
dengan-Mu karena ingin kenal diri-Mu bukan demi kepentingan duniaku.
Harusnya
aku menjalin hubungan dengan awal ketulusan dan kasih sayang. Jika kita sudah
saling sayang, jika kita sudah dekat, jika kita sudah bersahabat, tidak mungkin
sahabatku yang Maha Baik ini menolak permintaanku. Tanpa diminta saja Kau
berikan, apalagi diminta.
Tuhan aku ingin sedikit bercerita dari kehidupanku selama
ini, dan baru aku sadari hal itu.
Tuhan, amat menyakitkan saat aku tidak mendapatkan apa yang
aku inginkan. Amat menyakitkan saat aku harus melepaskan hal yang
amat aku cintai seperti kehilangan orang tua ku, sangat menyakitkan Tuhan. Tapi Tuhan, percayalah padaku. Aku akan lebih menyakitkan ketika aku tahu bahwa aku mengabaikan-Mu. Percayalah.
Kini aku sadar, aku tidak bisa hidup tanpa rahmat-Mu. Aku tidak bisa tersenyum tanpa rasa damai yang Kau berikan
padaku. Dan aku sadar Tuhan, aku tidak bisa memimpin diriku dalam
kehidupan ini jika Kau tidak senang padaku.
Tuhan Yang Maha Pemaaf, maafkan aku telah mengabaikan-Mu
sekian lama karena aku lebih mencintai hal lain dibandingkan Engkau. Maafkan
aku Tuhan karena aku memprioritaskan hal lain dari yang seharusnya, yaitu
Engkau Yang Maha Memelihara.
Walau aku berbuat kesalahan sedemikian rupa, namun...
Kau masih memberiku makanan walaupun aku memakan apa yang tidak seharusnya aku makan.
Kau masih berikan aku mata walaupun aku gunakan untuk hal yang tidak seharusnya aku lihat.
Kau masih berikan aku telinga walaupun aku gunakan untuk mendengar apa yang seharusnya tidak ku dengar.
Kau masih berikan aku indera peraba walau aku gunakan untuk menyentuh apa yang seharusnya tidak aku sentuh.
Kau masih berikan aku udara untuk bernafas walau aku banyak berbuat salah pada-Mu.
Bagaimana orang bisa tidak bersujud serta jatuh cinta
pada-Mu? Kau Maha baik, Tuhan. Kau Maha Pemurah, Kau Maha Besar Tuhan. Tapi aku lupa. Aku terlalu ambisius dengan dunia, aku amat
sibuk dengan hidupku, aku sangat sibuk dengan diriku sendiri.
Aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri jika hal itu terjadi
lagi. Bagaimana mungkin aku bisa aku melakukannya pada-Mu, Tuhan? Aku hamba yang angkuh. Aku tidak tahu terimakasih pada-Mu. Aku malu Tuhan
terhadap diriku, lingkunganku, apalagi terhadap diri-Mu.
Dari semua itu Tuhan, aku berterimakasih dari kesalahanku
tersebut. Terima kasih kau izinkan aku berbuat salah sehingga aku menemukan
kebenaran.
Terima kasih terima kasih terima kasih Kau selalu bersamaku.
@imardalilah
Alhamdulillah ^_^