Bila belum siap melangkah lebih jauh dengan seseorang, cukup cintai ia dalam diam. Karena diammu adalah salah satu bukti cintamu padanya. Kau ingin memuliakan dia, dengan tidak mengajaknya menjalin hubungan yang terlarang, karena kau tak mau merusak kesucian dan penjagaan hatinya. Karena diammu memuliakan kesucian diri dan hatimu. 

Menghindarkan dirimu dari hal-hal yang akan merusak izzah dan iffahmu. Karena diammu adalah bukti kesetiaanmu padanya. Karena mungkin saja orang yang kau cinta adalah juga orang yang telah Allah pilihkan untukmu.

Ingatkah kamu tentang kisah Fatimah dan Ali? Yang keduanya saling memendam apa yang mereka rasakan. Hingga pada akhirnya mereka di pertemukan dalam ikatan suci nan indah.
Karena dalam diammu tersimpan kekuatan, Kekuatan harapan. Hingga mungkin saja Allah akan membuat harapan itu menjadi nyata hingga cintamu yang diam itu dapat berbicara dalam kehidupan nyata.

Bukankah Allah tak akan pernah memutuskan harapan hamba yang berharap padanya?
Dan jika memang 'cinta dalam diammu' itu tak memiliki kesempatan untuk berbicara di dunia nyata, biarkan ia tetap diam. Jika dia memang bukan milikmu, toh Allah, melalui waktu akan menghapus 'cinta dalam diammu' itu dengan memberi rasa yang lebih indah dan orang yang tepat. Biarkan 'cinta dalam diammu' itu menjadi memori tersendiri dan sudut hatimu menjadi rahasia antara kau dengan Sang Pemilik hatimu, hanya antara kau dan Dia.

Namun sayang, Cinta Dalam Diam era zaman modern saat ini sudah berubah. Diam-diam perhatian, diam-diam curi-curi pandang, diam-diam berduaan, diam-diam mencuri kesempatan dalam kesempitan, diam-diam ngobrol panjang lebar berdua, diam-diam sms-an, diam-diam bbm-an, dan diam-diam yang entah masih ada berapa lagi.

Sulit rasanya meneladani Fatimah dan Ali. Pasti ada saja selubang jarum perasaan yang akan merusak kesucian cinta dalam diam itu. Dan selubang jarum itu dibiarkan begitu saja hingga membesar dan menjadi noktah dalam hati. Aduhai sangat meruginya kita. Apakah itu kita? Atau ada di sekitar kita.

Jika kita tak sanggup dengan Cinta Dalam Diam, jangan terus dipaksakan dan berkelit meneladani Fatimah dan Ali. Setan itu menggoda dari berbagai arah. Jangan memulai yang tak bisa kau akhiri. Jangan memulai apa yang kau tak sanggup menanggungnya. Segera akhiri, halalkan atau tinggalkan, Love Me or Love Me Not.

Bukankah akan semakin sakit kala ilmu belum siap, kala iman masih labil, kala kedewasaan belum menapak di Bumi, kita bermain-main dengan perasaan? Semakin lebih sakit saat orang yang kita Cinta Dalam Diam ternyata memilih orang lain atau dilamar orang lain atau melamar orang lain? Sedang diri belum siap dengan segala konsekuensi yang mungkin terjadi.

Jodoh itu tentang ketauhidan. Bagaimana kita percaya, kita yakin bahwa Allah pasti berikan yang terbaik. Sesuai kebutuhan kita. Tinggallah kita yang berusaha, berikhtiar sesuai dengan apa yang kita inginkan. Dari kesungguhan ikhtiar itulah takdir bisa berubah. Jodoh adalah takdir yang dipilih, maka pilihlah memfokuskan memperbaiki diri bukan fokus mencari siapa jodohku nanti. Ayolah, jodoh bukan tentang 'siapa' tapi tentang 'apa yang kita miliki'.

Jadi, jangan mulai yang tak bisa kita akhiri. Love Me or Love Me Not, Halalkan atau Tinggalkan!

@imardalilah

One Response so far.

Leave a Reply