Hari ulang tahun sejatinya salah satu hari spesial bagi kebanyakan orang. Saking spesialnya, orang rela bela-belain ngeluarin budget yang lumayan menguras kantong untuk merayakannya. Entah itu tanda syukur, entah itu tanda kebahagiaan, entah itu sekedar perayaan. Apapun alasannya, itu adalah hari yang spesial.


Menjelang ulang tahun saya yang ke-23 bulan eh tahun, entah lah saya ga ngerasain rasa bahagia seperti dulu. Saya ga se-excited dulu menunggu datangnya tanggal kelahiran saya. Mungkin perubahan idealisme, perubahan lingkungan, perubahan pemikiran, perubahan usia juga yang mempengaruhi perbedaan perasaan yang saya rasakan saat akan berulang tahun.


Bagi saya saat ini, ulang tahun bukan hari yang mesti ditunggu. Ulang tahun bukan saat dimana saya lebih bahagia dibanding hari lain. Ulang tahun bukan waktu dimana saya merayakannya dengan ‘memaksakan’ diri mengeluarkan uang yang ga sedikit. Saat ini bagi saya ulang tahun adalah waktu dimana saya harus lebih merenungi apa aja yang udah saya lakuin selama satu tahun terakhir ini, selama 23 tahun ini.


Ulang tahun ga ada bedanya dengan hari atau tanggal lainnya. Hari dan tanggal lain pun seharusnya ditunggu-tunggu, di nanti-nanti. Bukan alasan hari atau tanggal ini saya ga ulang tahun maka saya ga berbahagia, ga ‘merayakan’. Hari apapun, tanggal berapapun, bulan apapun, semuanya adalah waktu yang saya harus berbahagia karena Allah sampaikan usia saya hingga saat itu. Dan semestinya saya rayakan dengan lebih taat lagi kepada Allah.


Ada satu sisi merasakan bahwa semakin panjang umur saya, semakin berat pula pertanggungjwabannya dihadapan Allah. Karena panjangnya usia adalah kuantitas. Kuantitas ga menjamin kita bisa selamat di yaumil hisab nanti. Akan lebih baik, kuantitas yang banyak itu diimbangi dengan kualitas yang sangat baik. Pertanyaannya, apakah selama saya hidup 23 tahun (waktu yang ga sebentar) berbanding lurus dengan kualitas yang saya miliki?


Rasulullah bersabda, “Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang bertambah umurnya (panjang umurnya) dan bertambah banyak amalnya (ibadanya). Dan sejelek-jeleknya manusa adalah orang yang bertambah umurnya, tapi semkain jelek perbuatannya.”


Itulah yang menjadi renungan saya. Bukannya saya hopeless tapi jujur saja, saya merasa ga pantas masuk pada golongan pertama yang Rasulullah sebutkan. Kenapa? Ya saya solat, sekedar menggugurkan kewajiban. Padahal perintah Allah, Aqiimusholah (dirikanlah solat). Allah memerintahkan umat Islam untuk mendirikan solat, menegakkan solat (karena solat adalah tiang Dinnul Islam) bukan memerintahkan laksanakan solat apalagi sekedar menggugurkan kewajiban solat.


Baru itu saja yang saya liat dari diri saya, saya malu, malu sama Allah. Maka dari itu, saya ga yakin saya masuk golongan pertama yang Rasulullah sebutkan dalam sabdanya. Jika begitu, apakah saya pantas merayakan ‘kemunduran’ diri saya? Apakah saya pantas berbahagia?


Ulang tahun atau ga, bagi saya tetap saya harus bahagia, tetap saya harus excited, tetap saya harus ‘merayakan’ dengan cara semakin baik dan berkualitas ibadah saya (bukan sekedar ritual namun juga aktual, bukan sekedar diri namun juga harta), dengan cara saya bersyukur kepada Allah yang telah menyampaikan usia saya hingga detik ini.


Mungkin sama halnya seperti kita merayakan tahun baru Masehi. Kenapa kita baru merasa bersyukur, baru excited, baru merayakan, ketika tahun baru tiba? Bukankah setiap detik yang Allah berikan pada kita memang selayaknya kita syukuri? Kita rayakan? Apa karena kita menganggap bahwa detik itu tiada berarti, karena tahun lebih terasa bagi kita bahwa waktu sebenarnya terus berputar?


Jangan pernah mengecilkan hal kecil. Ga ada sejarahnya, ga ada ceritanya orang jatuh karena batu besar. Kebanyakan orang jatuh karena batu kerikil yang kecil, karena batu itu ga ‘terlihat’ dan kita sering menyepelekan ‘ah kecil ini’.



Selamat mengulang hari lahir, selamat merenung, selamat bermuhasabah diri untuk diri saya sendiri. Semoga Allah selalu berkenan dengan apa yang saya cita-citakan dan melimpahkan tolong serta kurnia-Nya pada saya sehingga saya dipandaikan-Nya dalam mencapai dan mewujudkan cita-cita yang telah saya tetapkan. 



@imardalilah

6 Responses so far.

  1. Alhamdulillah ^_^
    Selamat Ulang Tahun Imar,,,,
    Semoga selalu dalam perlindungan-Nya, semoga selalu diberikan kesehatan oleh-Nya & semoga selalu diberikan kesuksesan oleh-Nya

  2. Imar says:

    Makasih Bang Juuuuuun. Ditunggu transferannya *loh? :D

  3. Hhaaaa
    wkwkkwkwkkw:-D
    Terima kasih kembali
    bukannya udah sering y ditransfer :-D

  4. Unknown says:

    selamat bermuhasabah ya maarr.. ditunggu traktirannya..
    domino ga mahal kok mar.. :-D
    Haha...

  5. Imar says:

    Bang azam, saya baru baca komennya wkwkw. kan tadi udah domino :D

Leave a Reply