Tuhanku Yang Maha Indah, aku adalah salah satu wujud dari keindahan-Mu. Bukit Dieng yang aku kunjungi beserta bukit lainnya juga air terjun yang ada diantara bebukitan di Banjarnegara pun salah satu darinya.
Matahari yang terbit di ufuk timur yang aku lihat dengan mata telanjang diatas Seruni Point pun salah satu darinya.
Kawasan gunung Bromo, kawahnya, bebukitannya, padang pasirnya, semua indah dan merupakan bagian dari wujud keindahan-Mu.
Hamparan sawah nan hijau bak karpet yang terbentang luas, birunya langit yang menaungi bumi melengkapi keindahan keduanya yang kulihat saat aku menempuh perjalanan ratusan kilometer didalam mesin yang berjalan diatas rel pun menjadi bukti keindahan-Mu.
Lalu apakah aku pantas meragukan keindahan-Mu yang lain?
Aku yakin bahwasannya keindahan-Mu tak sebatas pada apa yang terlihat kasat mata. Namun juga ada pada yang tak nampak. Yang hanya bisa dirasakan oleh hati, diyakini oleh hati, dan dilihat oleh hati.
Seperti cara-Mu mendidik hamba-Mu. Secara kasat mata mungkin menyedihkan, menyakitkan, bahkan menganggap Kau tak punya belas kasih. Meracau dan menggugat dengan kata "MENGAPA?" pada-Mu. Tapi itulah cara-Mu, salah satu wujud keindahan-Mu.
Cara-Mu mungkin tidak menyenangkan bagi banyak orang. Akan tetapi tatkala manusia mau melihat dari sisi lainnya ia akan temukan bahwa cara-Mu indah. Tidak mempermudah dan memperlemah namun sebaliknya, memperkuat.
Apapun yang Kau berikan pada manusia ialah yang terbaik bagi mereka. Baik dari apanya, bagaimana, hingga manusia itu menemukan kenapa. Selalu ada udang dibalik batu. Selalu ada hikmah dari kejadian yang dialami olehmu.
Apalagi yang mesti aku gugat dari-Mu? Tiada lagi yang bisa aku protes dengan ke-soktahuan-ku. Engkau Yang Maha Tahu dan aku akan menjalani apa yang Kau izinkan dan kehendaki.
@imardalilah