Ternyata banyak orang yang ga tau diri. Loh ko? Iya. Contohnya ada orang pacaran dia berharap dapat pasangan yang baik-baik, yang soleh/solehah. Loh ga ada itu orang baik-baik, orang soleh/solehah pacaran. Se-rajin apapun ia solat, sedekah, infaq, dan lain sebagainya.

Soleh/solehah adalah yang menjalankan perintah Allah secara utuh, bukan setengah-setengah. Bukan banyak beribadah tapi pahala ibadahnya ia habiskan saat ia pacaran. STMJ (Solat Terus Maksiat Jalan).


Ada lagi, pria yang berharap mendapat istri yang baik-baik, soleh/solehah, ia tidak pacaran, rajin beribadah, tapi jika ia tidak memperbaiki dirinya menjadi pria baik-baik yang soleh, maka itu pun tak tau diri. 

Pengen istri yang berhijab, tapi ia tak pernah menghijab dirinya dengan hal-hal yang buruk. Masih pecicilan, lenjeh, ke-kanak2an, atau apalah. Begitu juga sebaliknya dengan wanita, jika ada yang seperti itu, maka ia termasuk orang yang ga tau diri. 


Ibadah itu tidak sekedar mentaati perintah Allah tapi juga menjauhi laranganNya. Jika kita tidak pacaran, rajin beribadah, maka kita pun harus menjauhi larangan Allah. Misal, 'paket' diri kita sudah komplit eh tau-tau kita pake cara yang ga halal. Yaaa tebar pesona lah, sering berkhalwat padahal ga ada kepentingan apapun. Nah itu ga tau diri juga.

Oh ya, di zaman modern ini berkhalwat itu banyak macamnya, misal SMS, BBM, WhatsApp, Kakao, Line, halah ga tau lagi apa namanya. Saking kebanyakan. Kalo mau curhat, kenapa mesti ke lawan jenis? Kalo kata anak zaman sekarang itu namanya MODUS (MODAL DUSTA). Berhati-hatilah melangkah kawan kawin.

Ada juga yang ga tau diri dengan impian. Gimana tuh? Impiannya ketinggian? BUKAN. Kita sering banget punya impian besar tapi kita tidak mem’BESAR’kan diri. Kita ga siapin wadahnya. Ya kita masih telat janjian sama orang, kita masih bangun siang, kita masih nunda-nunda pekerjaan, masih overtime tidur, masih zholim sama diri sendiri (contohnya ga sarapan, telat makan, minumnya bukan air putih, makan junk food, ga olahraga, kerja sampe tengah malem, kerja pas tanggal merah).

Katanya impian besarnya buat keluarganya tapi pas dirumah kerjaan mulu yang dipikirin. Hari libur ngerjain kerjaan, lembur dirumah, berangkat pagi buta pulang larut malam. Duh apa iya itu namanya impian besar? Kalo saya ada disebelah kamu, saya tepuk pundak kamu dan bilang “Hey, itu namanya ga tau diri”.

Saya hanya sekedar mengamalkan Surat Al 'Ashr Ayat 3. Bukan karena merasa sudah BENAR. Ini kebenaran bukan kebetulan. Eh iya kebenaran itu tidak selalu mengenakkan loh. Kalo kita saling menasihati menunggu sempurna, sampai kapan? Keburu hancur dunia ini, Nak. Merasa tersindir, tidak suka, atau apapun, silakan mencibir. 

Lagipula soal pacaran, efeknya banyak dan panjang kawan kawin. Jika kita pacaran, artinya kita melakukan cara yang haram untuk yang halal (kalo sampe pernikahan). Semisal buah jambu, dia halal tapi didapat dengan cara yang haram maka dia menjadi haram. Lalu menjadi daging, daging itu menjadi haram juga. Terbayangkah oleh kita anak kita nanti menjadi apa? Jadi daging itu, hasil karena kita makan jambu yang didapat karena mencuri. Na'udzubillah.

By the way, pacaran disini saya artikan tidak hanya jadian tapi juga cara-cara pacaran misal seperti berkhalwat yang dicontohkan diatas. Jauhi jauhi jauhi. Bagaimana negeri ini bisa diridhoi oleh Allah kalo anak (penerus bangsa) kita dihasilkan dari cara-cara yang haram?


Agar hidup lebih terarah milikilah visi misi hidup. Bukan sekedar impian besar berupa kekayaan atau keinginan material (duniawi) tapi juga harus memiliki nilai manfaat. Temukan visi misi hidup-mu, lalu tuliskan dalam buku impian, dan ACTION yang terpenting. Jangan sampai Allah nanti yang bilang “Kamu ini ga tau diri ya punya impian tapi ACTION, yakin, dan ibadahnya setengah-setengah”.



@imardalilah

One Response so far.

  1. Superrrimar,,,,,
    Alhamdulillah :-)

Leave a Reply